Mohon tunggu...
Priscilla Novani
Priscilla Novani Mohon Tunggu... -

I'm blessed with creativity, multi talents  & favor of GOD www.priscillanovani.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jogging di Senggigi, Bonus Climbing di Malimbu

18 September 2013   23:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:42 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ceritanya dimulai ketika group musikku launching  album Level UP di Bali (2012) dan setelah itu kita lanjut tour di Lombok. Begitu aku tahu kalo kita bakal ke Lombok, aku punya cita-cita akan jogging di salah satu pantai di Lombok. Kalo jogging di Kuta sudah sering banget dulu, lagipula jadwalku di Bali sangat gak memungkinkan buat jogging di Kuta. Jadi,dari Jakarta aku bawa 5 pasang sepatu : 2 heels buat nyanyi, 1 sepatu buat jalan sehari-hari, 1 sandal, dan 1 running shoes. Padahal aku juga gak tau apakah di Lombok bisa jogging atau mau di pantai mana hahaha... Hampir seminggu kita di Lombok dengan acara yang menyenangkan dan cukup padet dengan jalan-jalan. Dan setelah cukup tahu Lombok, akhirnya aku memutuskan hari terakhir akan jogging di Pantai Senggigi. Tempatnya sekitar 20 menit dari rumah Kak Ronny Daud (tempat kita semua menginap). Jadi aku tanya ke temen-temen semua.. kita ada acara kah pagi (terakhir di Lombok)? kalo ngga ada acara dan secara flight balik ke Jakartanya siang, jadi aku pakai yah mobilnya jogging di Senggigi. Senggigi Beach Besok paginya aku bangun jam 5 pagi (waktu Lombok yah..) semuanya masih tertidur dengan pulasnya, bahkan mataharipun belum sepenuhnya bersinar, masih rada gelap bow...  Pergi hanya dengan membawa iphone, ipod, sim A dan duit 50rb.  GPS sudah di set ke lokasi tempat parkir mobil, jadi jalan tinggal liat GPS aja. Jogging atau lari di pantai pagi hari dengan udara yang sangat segar, pantai yang bersih banget ditambah sambil melihat matahari mulai bersinar dari balik gunung-gungung... ooowww itu indaaaah banget!! Pasir di Senggigi juga enak buat jogging, karena teksturnya cukup padat, gak seperti di Pantai Tanjung Aan yang tekstur pasirnya sangat gak memungkinkan kita lari.. kaki kalo di Tanjung Aaan serasa tenggelam dalam pasir, berat bener deh.. apalagi waktu itu cobain Levitasi (foto sambil lompat) haissh.. itu beratnya bukan main.. cek my intagram feed deh.. pasti buat kalian semua ngiler dan pengen ke Lombok hahaha

Levitasi at Tanjung Aan Beach, Lombok Balik lagi ke Senggigi.. Berdiri di tengah-tengah batu, mendengarkan deburan ombak yang bernyanyi dengan merdunya, melihat matahari terbit dari antara gunung-gunung dan awan yang membuat sinar matahari berpendar dengan indahnya. Pastinya sambil hunting foto buat instagram gw hehehe. Jogging dari ujung senggigi sampai ke ujung lagi terus balik lagi ke tempat parkir. Setelah selesai jogging, aku keinget kak Thomas Riwu yang selalu cerita Malimbu itu keren banget loh.. tapi selama hampir seminggu disana kita belum pernah keturutan pergi kesana. Aku cek dong pake GPS (maklum kemana-kemana sering mengandalkan teknologi yang satu ini) ternyata Malimbu itu jaraknya cuma 10km dari Senggigi, dan cuma 10 menit kalo pake mobil. Lihat jam sekarang sekitar jam 7.30an masih ada waktu lah kalo mau hunting foto disana. Kapan lagi ada kesempatan bisa kesana kan?!
Otw to Malimbu, Lombok Berangkatlah dengan bermodalkan GPS menuju satu titik ditunjuk GPS sebagai Puri Malimbu. Aku benar-benar dibuat terpukau dengan keindahan alam Lombok dan Malimbu. Berasa di California dengan jalan-jalan berbukit yang indah dengan pemandangan langsung pantai. Jalanannya sangat halus (gak kayak di Jakarta yang banyak bolong-bolongnya atau gak rata), sangat bersih, jalanannya juga cukup gede, jadi nyaman banget deh kita drivenya.  Someday aku akan beneran drive di California yak, gak cuma lihat di film-film. Sampailah titik yang GPS tunjukan.. aku kirain tempat itu adalah Pure. Karena beberapa hari sebelumnya kita motret di salah satu Pure di Senggigi. Ternyata begitu nyampe aku bengong, karena dihadapanku adalah pintu gerbang yang begitu tinggi. Sudah mau masukin gigi R (mundur) dan puter balik aja, ternyata ada orang yang datang dan bukain  pintu gerbang itu. Dengan cueknya aku masuk dan tanya parkirnya disebelah mana yah? hahaha asli gak kebayang itu tempat apaan. Begitu keluar dari mobil dan jalan lebih dalam ternyata itu adalah sebuah Vila yang berada di ujung tanjung / tebing.  Can you imagine?! it’s so wonderful.. Villa dengan kolam renang yang langsung liat tebing dan laut dibawahmu. Langsung deh iphone dikeluarkan dan hunting photo dimulai. Keren abis deh... tapi gak berhenti sampai disitu kekerenannya..
Dari atas villa Di depan kolam renang ada jalan setapak yang indah banget. Ujung jalan setapak itu atau lebih tepatnya diujung tebing ada gazebo buat kita duduk. Ketika lihat kebawah, ternyata di bawah ada karang-karang yang sangat indah, dan laut berwarna hijau, biru yang teduh. Kita juga bisa melihat beberapa pulau di depan. Aku coba cek jalanannya ternyata jalannya cuma sampai gazebo itu gak ada jalanan cantik yang disediakan buat turun kebawah. Nah ketika berjalan tadi aku lihat ada seorang pembersih kebun yang sedang menyapu jalanan setapak yang indah itu. Aku bertanya dong.. mas, ada gak sih renang dibawah itu? secara airnya tenang banget dan pemandangannya indah. Dia bilang ada sih, tapi agak berbahaya. Dia balik bertanya, pengen motret yah dibawah? aku bilang iyalah, tapi gak berani kalo sendirian, karena gak tau medannya buat turun kebawah. Dia nawarin dong, kalo ditemenin ke bawah mau? hahaha dengan spontan bilang mau dong!!
Seterjal ini jalurnya woohaa dan pengalaman itu dimulai.. ternyata jalanan yang harus dilaluin itu ala climbing! Dengan kemiringan sekitar 70 derajat, tanpa pengaman! Cuma pegangan dari pohon ke pohon, setengah perusutan haha seru abis.. ketika beberapa langkah mulai turun ke bawah, aku baru sadar.. ooh no.. ternyata berat yah medannya, and no turning back! gak bisa naik lagi karena kelewat curam dan licin. Beberapa kali sempet tergelincir dan berusaha mencari pijakan yang tepat. Karena tanahnya banyak ditutupi oleh daun-daunan sehingga jalanannya cukup licin. Kita harus bener-bener pas dapat pegangan dan pijakan. Lihat bawah langsung karang-karang menanti. Kuku-ku yang cantik dan panjang langsung ada yang patah, tapi aku gak peduli, karena pengalaman ini jauh lebih seru daripada kuku patah. Satu-satunya cara adalah mengikuti setiap jejak dan langkah sang guide  hehehe asli waktu itu sempet kepikiran, aduh gak pake sunblock hahaha mana tahu yak bakal climbing kayak gini dan kejemur segitu lama. Jiwa nekatnya lagi menggila. Jalan turun ke karang berbeda dengan jalan naiknya, jadi yah harus bener-bener mengikuti setiap langkah sang guide. Ketika turun, kita bertemu dengan satu lagi Bapak yang sudah cukup tua yang juga membersihkan “jalan setapak” di lereng itu. Bapak itu cukup menenangkan pikiranku, karena berarti ada saksi satu lagi klo sampai ada apa-apa hahaha karena sebelumnya gak ada yang tau kalau aku berada di Malimbu. Selama  climbing gak berani video’in atau motret. Boro-boro motret, pegangan aja susah yak, dari pada jatuh ke karang, or iphone  melayang (meskipun terkait dengan aman di tangan sih) tapi kan lebih baik sampai bawah  baru motret.
Di atas batu karang di Malimbu Begitu sampai dibawah, disuruh lepas sepatu ama guidenya, karena sepatu bikin jalan lebih licin dan takutnya terpeleset. Jadi lebih baik cekeran alias tanpa sepatu. Kaki kita akan menapak lebih mantap berjalan di batu-batu karang yang kokoh itu. Aku itu paling jarang jalan tanpa alas, kemana-mana pake sepatu or sandal, tapi kali ini merasakan sensasi berjalan di atas batu karang yang luar biasa. Air laut begitu tenang dan memancarkan warna hijau & biru. Kita bisa melihat ikan berenang bermain disekitar kita. Ada bulu babi juga! Selama ini cuma denger cerita dari Papi David kalo dia lagi nyelam atau lihat di TV atau baca di buku tentang bulu babi, kali ini lihat langsung, tapi gak berani pegang hahaa kan beracun bukan? Terus  lihat ada kepiting yang berjalan disela-sela karang. Cakep banget deh.. Kalau masih ada waktu  sebenarnya masih bisa berjalan lagi ke gua kekelawar. Tapi rute dan estimasi untuk mencapai ke situ pasti makan waktu 1 jam lagi. Sebenernya ke gua secara jarak gak jauh, tapi secara pendakian dan perclimbingan itu pasti butuh waktu. Sedangkan  gak punya waktu yang cukup. Jadi cukuplah motret-motret dari bawah. Daripada  nanti ketinggalan pesawat. Selesai motret-motret, perjuangan kedua dimulai yaitu climbing naik keatas. Kalau jalur pertama penuh dengan pohon-pohonan, jalur pulang ini full with rock! Naik, manjat melalui batu-batuan itu. Jauh lebih curam dari jalur yang pertama. Untung karena  kebiasaan jogging, jadi secara stamina gak ngos-ngosan, tapi tangan lumayan pegel, karena harus pegangan mulu kan. Bertumpu gak cuma pada kaki tapi juga pada tangan. Kaki dan tangan dah biru-biru kepentok kanan dan kiri.
Sampai diatas lagi, Aku berterima kasih ke sang-guide dan berhubung gak bawa apa-apa yak cuma duit 50rb doang, jadi aku bilang mas sori yah  cuma bawa ini aja, karena kan emang gak ada persiapan buat kayak gini. Untung dia menerima uang itu dengan senang juga hehehehe nama guide  itu kalo ngga salah zainal, mirip ama nama driver -kuyang dulu. Petualangan gak berhenti sampe disitu.. begitu sampai atas, mau upload langsung ke instagram dan telpon ke kak Thomas mau kasih tahu kalo aku ada di Malimbu. eeehhh ternyata kehabisan paket internet dan pulsa! 2 hari yang lalu memang quota internet habis, dan masih ada sisa 100rb, jadi aku pikir amanlah 2 hari ini aja. Ternyata bersih sama sekali dong! Parahnya GPS  juga gak berfungsi dong.. Gimana pulangnya? Baru kali ini ke Lombok pula. Thanks God di iphone kalau kita motret, dia ada yang namanya place, jadi posisi kita motret itu akan terlihat semuanya. Jadi pakai ilmu kira-kira rute dari Malimbu sampai ke rumah kak Ronny kembali. Sambil berharap kak thomas telphone hehehe dan berhasil dong pulang ke rumah tanpa nyasar hohoho (gayaaaa...) Begitu  sampai rumah, seluruh host Lombok yang menemani kita disana langsung teriakin  “Priscilll itu bonus dari Tuhan!!! Kita aja yang orang Lombok pengen banget ke karang yang dibawah itu tapi gak pernah bisa. Karena satu-satunya jalan ke karang disitu adalah lewat villa yang diatas itu. Dan villa tersebut adalah private villa milik salah satu anak petinggi negara.” Aku bisa masuk karena tempat itu sedang renovasi dan sekarang menjadi hotel hehehe Kejadian di Malimbu bener-bener bonus yang tak terduga dan hiburan dari Tuhan buatku. Karena pada saat itu aku sedang dalam kondisi yang sedih karena sesuatu hal dan Tuhan hibur dengan cara yang ajaib dan hanya aku yang mengalami itu. Only me! Thanks God gw gak jadi mempercepat kepulangan gw ke Jakarta, padahal sudah sempet terbesit untuk ganti jadwal flightnya. Kesedihan itu seketika digantikan dengan pengalaman yang tak akan terlupakan selamanya. Jangan pernah limitasi Tuhan dengan imaginasimu. Exceed my imagination. More than I could ask or think. Surprise me Lord. xoxo, PriscillaNovani

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun