Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Thank You Fred...

1 November 2018   00:54 Diperbarui: 1 November 2018   01:12 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (unsplash.com/@serjosoza)

 " Iya kak," kata Kanaya. Ketegangan yang tadi terlihat di wajahnya sedikit mengendur.

Setelah itu, aku menghampiri Pak Lukman dan Bu Prita. Keduanya tengah menenangkan putra mereka Kevin. Selain Fred, Pak Lukman lah orang dewasa dalam rombongan ini yang kupercaya bisa mengendalikan keadaan. Karena itu, kepadanya aku utarakan apa rencana dan tindakanku.

"Pak Lukman, saya tadi sudah menelpon pak Wirya, penjaga pondok yang diatas. Beliau akan tiba disini sekitar 15 menit lagi, naik motor. Selain itu, saya juga sudah menelpon teman saya Rahman. Dia sudah berangkat dan akan tiba disini sekitar 2 jam lagi. Nah, rencana saya, nanti pak Wirya akan membawa Anggi dulu ke pondok, supaya kakinya yang terkilir bisa lekas membaik. Setelah Anggi, pak Wirya akan membawa Kanaya. Pak Lukman tahu, gadis itu mengidap ketakutan pada gelap dan binatang liar. Jika dia panik, itu akan merepotkan kita semua disini. Sementara itu, saya minta pak Lukman, bu Prita, Kevin dan pak Her, sopir saya itu menunggu disini. Usahakan pak Lukman dan pak Her bisa menyalakan api unggun supaya nanti terlihat oleh Rahman. Saya akan segera mencari Fred dan membawanya kembali kesini."

"Baik mas, jangan khawatir. Lekaslah cari Fred, kasihan orang tua itu, kalau ada apa-apa.....," pak Lukman tidak meneruskan kata-katanya.

"Terima kasih pak Lukman. Jangan khawatir, saya yakin Fred akan baik-baik saja. Dia sudah berpengalaman menjelajahi hutan, meski sudah malam sekalipun," kataku menenangkan pak Lukman.

Kemudian aku mendatangi pak Her yang sedang bersandar di samping minibus kami yang mogok.

"Bagaimana pak Her, apa ada kemungkinan mobilnya bisa diperbaiki?"

"Agak sulit mas. Air radiatornya habis sama sekali. Mesinnya benar-benar kepanasan. Saya menyesal mengapa tadi tidak membawa air cadangan," jawab pak Her sambil menunjukkan 2 jerigen ukuran tanggung yang kosong yang ia temukan di bagasi belakang minibus.

"Kalau saya bisa mencari air dan membawanya kesini, apakah Pak Her bisa menyalakan mesin mobilnya?" tanyaku pada pak Her.

"Kemungkinan bisa mas. Saya tadi sudah memeriksa mesinnya. Sepertinya memang gara-gara kehabisan air radiator saja. Tidak ada bagian lain yang rewel," kata pak Her menjelaskan.

"Ok pak Her. Saya akan mencoba mencari air sekalian mencari Fred. Sementara itu, pak Her tunggu disini bersama yang lain...." aku pun menjelaskan rencanaku seperti yang sudah aku katakan pada pak Lukman tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun