Mohon tunggu...
Priesda Dhita Melinda
Priesda Dhita Melinda Mohon Tunggu... Guru - Ibu dari 2 orang anak perempuan dan juga seorang guru yang ingin terus belajar

Contact : 08992255429 / email : priesda@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyapih Tanpa Cinta Ternyata Berat

18 Juli 2018   15:59 Diperbarui: 18 Juli 2018   16:07 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku duduk dan mau berdoa, tetapi Nadine bangun dan merengek. Tiba-tiba juga dia mau minta main tempat mbak Aika (temannya). Waduuhh... Akhirnya aku gendong aja, Nadine terus merengek dan menangis sedih. Kadang aku dengar dia minta nenen. Aku tetap bertahan, walau sebenarnya aku nggak kuat lihat wajah Nadine yang sedih dengan air mata yang turun. Tapi aku harus kuat. Aku gendong saja Nadine, aku tawarkan susu dan air putih dia nggak mau.

Uti dan akungnya bangun, ayah juga bangun tapi nggak keluar kamar karena memang sudah lelah. Akung Nadine buatin Nadine teh, akhirnya Nadine mau minum teh. Proses pengalihan ini berlangsung lama dan sebenarnya aku hampir menyerah, aku nggak tega, benar-benar nggak tega. Tapi itu Nadine menguatkanku. Nadine kembali rewel dan nangis, aku tawarkan untuk lihat YouTube dan dia mau. Nadine pun mau tiduran sambil lihat video dan lama-lama dia tertidur sampai pagi. Lelah sebenarnya, dari jam 1 sampai jam 3 pagi Nadine bangun. Tapi inilah perjuangan.

Pagi tadi Nadine bangun masih dengan rasa sedih dan kecewa. Aku langsung peluk dan gendong Nadine. Aku ajak ngobrol, main, bercanda sampai akhirnya dia lupa untuk nenen. Aku pamit kerja juga nggak drama. Ahhh...anak pintar.

Proses menyapih dengan "memaksa" atau tanpa cinta seperti ini ternyata rasanya berat. Bukan hanya Nadine yang sedih, aku juga sedih. Ada rasa bersalah dalam diriku, tapi aku tak mau larut dalam rasa bersalah itu, aku harus terus memeluk Nadine supaya Nadine tahu kalaupun dia nggak nenen lagi, dia masih bisa dekat denganku dan aku masih bisa terus memeluknya. 

Aku juga mulai berpikir realistis, aku tak mau egois mempertahankan idealisme dan prinsipku. Biarlah orang berkata apa tentang aku yang tega atau lain sebagainya. Mereka tak tahu apa yang aku rasakan sebenarnya, aku melakukan  semua ini untuk kebaikan bersama. Semoga Nadine mengerti dan hari ini sampai seterusnya Nadine bisa lepas nenen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun