Sebentar lagi lebaran tiba, tentunya hal ini akan menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu. Banyak sekali alasan mengapa lebaran selalu dinantikan di setiap tahunnya. Sebenarnya bukan hanya sekedar vibes silaturahim dan berkumpul dengan keluarga saja, namun juga tentang bagaimana menikmati berbagai macam hidangan khas yang tersaji di meja makan. Kebersamaan ketika menyantap hidangan khas lebaran seperti ketupat, opor ayam, sambal goreng kentang ati ampela, hingga rendang semakin menambah kehangatan suasana.
"Hidangan khas Idul Fitri selalu dirindukan, namun saat tiba waktunya kenapa tiba-tiba muncul rasa bosan? Apa penyebabnya dan bagaimana menyikapinya?"
Selepas salat id, selepas tradisi bermaaf-maafan dengan orang tua dan keluarga, biasanya agenda selanjutnya adalah bersilaturahim dengan saling berkunjung ke rumah-rumah tetangga. Nah, perlu persiapan khusus untuk menghadapi momen-momen ini. Pastikan sebelum berkunjung ke rumah-rumah, tidak perlu makan terlalu banyak. Sebab apa? Ketika berkunjung biasanya akan disuguhi berbagai macam hidangan khas lebaran. Menyantap hidangan yang sudah disajikan adalah bentuk menghargai tuan rumah, tidak pas rasanya jika menolak rezeki. Persoalan dimulai dari sini. Bayangkan berapa banyak rumah yang harus dikunjungi dan berapa kali menyantap hidangan khas lebaran seperti opor ayam, sambal goreng kentang ati, hingga rendang? Terkadang rasa bosan menyerang. Keadaan seperti ini perlu kehadiran hidangan penyeimbang peredam rasa bosan.
Saatnya Semangkuk Bakso Tampil
"Mas Lupus rela tidak pulang kampung saat lebaran tiba, hanya untuk memanjakan lidah pelanggan setianya di momen lebaran."
Biasanya ketika saya mudik ke Jakarta, terakhir mungkin 2019 silam, saya ingat betul pada momen lebaran selalu hadir Mas Lupus. Mas Lupus adalah penjual bakso asli Wonogiri yang berjualan di sekitar rumah Eyang Kung dan Eyang Uti saya di Jakarta. Setiap kali lebaran, beliau rela tidak pulang kampung ke Wonogiri hanya demi memanjakan lidah para pelanggan setianya. Benar saja, meski kadang begitu rindu dengan hidangan khas lebaran tapi ketika berlebihan menyantapnya saya jadi merasa bosan dan butuh penyeimbang untuk meredam rasa bosan itu. Kehadiran semangkuk bakso khas Wonogiri selalu berhasil menjadi solusi. Biasanya saya tambahkan ketupat agar vibes lebarannya tetap ada. Setiap kali Mas Lupus menyiapkan dagangannya, menata mangkuk, bumbu-bumbu pelengkap, dan memasang terpal di gerobaknya, pelanggan setianya sudah banyak yang mengantre. Lebaran hari pertama, selepas dzuhur Mas Lupus hadir dengan angin segar, seakan-akan menangkap kebutuhan peredam rasa bosan para pelanggannya yang baru saja usai berkeliling bersilaturahim.
"Makan semangkuk bakso plus ketupat biar vibes lebarannya tetap ada."
Momen lebaran selalu saja berhasil menghadirkan cerita. Bahkan bukan melulu tentang saling bermaaf-maafan dan berkumpul dengan keluarga besar, namun juga hadir dengan cerita-cerita yang berhasil membuat geleng-geleng kepala. Ketika hidangan khas lebaran selalu tersaji hangat di atas meja, nyatanya semangkuk bakso masih menjadi juaranya. Maturnuwun Mas Lupus, sudah selalu hadir di setiap momen lebaran saya, ketika mudik ke Jakarta. (prp)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI