Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Berkebun Sumber Kebahagiaan di Masa Pensiun

22 Juli 2021   09:08 Diperbarui: 22 Juli 2021   17:44 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi nikmatnya berkebun di rumah - Sumber: Shutterstock via Kompas.com

"Melihat senyum pensiunan yang berada di sekitar saya saat berkebun dapat ditarik kesimpulan bahwasannya berkebun menjadi salah satu sumber kebahagiaan di masa purna tugas."

Setiap pagi setelah berolahraga jalan kaki, mereka menuju kebun di halaman rumahnya. Ragam tanaman ada di sana. Mulai sayur mayur, buah hingga tanaman obat keluarga (toga). 

Memanfaatkan halaman yang sempit untuk tetap dapat bercocok tanam. Sembari menikmati hangatnya sinar mentari pagi, kegiatan itu rutin mereka lakukan setiap hari. Hal ini yang saya amati di lingkungan sekitar saya tentang kegiatan apa saja yang dilakukan oleh pensiunan yang tinggal di sekitar saya. 

Usia mereka sekitar 65 tahun ke atas dan biasanya hanya tinggal sendiri atau dengan suami/istri di rumah. Sedangkan anak-anaknya tinggal dengan keluarga kecilnya masing-masing. 

Praktis rasa kesepian itu menyelimuti setiap hari. Hal ini yang menjadi stimulus untuk bagaimana caranya mengisi kekosongan dengan kegiatan positif dan satu kegiatan yang mereka lakukan adalah dengan berkebun, memanfaatkan lahan yang ada seoptimal mungkin. 

Sumber Kebahagiaan

"Senyum Kentara Menutupi Rasa Sepi"

Bagi pensiunan yang harus tinggal seorang diri atau hanya bersama suami atau istri di rumah berkebun menjadi alternatif pilihan untuk menawar rasa rindu yang terus membuncah kepada anak-anak dan cucu-cucu mereka yang harus tinggal jauh dari rumah. 

Memulai berkebun dan menjadikannya sebuah rutinitas keseharian menjadi pelipur lara tersendiri. Merawat tanaman setiap hari hingga berbuah dan dapat dipanen menjadi alasan untuk tetap tersenyum. 

Rasa bahagia itu pun senantiasa dibagikan kepada mereka sesama pensiunan. Terkadang mereka pun saling berbagi satu sama lain, sekadar berbagi rasa bahagia sudah cukup untuk mengisi masa-masa purna tugas. 

Ragam tanaman pun menghiasi kebun sederhana, mulai tanaman hias, sayur mayur, buah-buahan, hingga tanaman obat keluarga.

Menikmati Dinginnya Malam dengan Segelas Wedhang Jahe 

"Ketika masuk angin, sudah tidak ada lagi yang 'ngerokin', ya sudah wedang jahe menjadi opsi tepat mencegah masuk angin di malam yang dingin."

Terlalu repot rasanya ketika di malah hari yang dingin harus pergi keluar rumah mencari wedhan jahe, sekedar menjadi teman di malam hari yang sepi. 

Menggunakan aplikasi di ponsel pun untuk memesan wedang jahe melalui layanan ojek online pun sudah terlalu ribet rasanya. Beruntungnya sudah mempersiapkan itu semua dengan menanam tanaman obat keluarga di kebun sederhan. 

Cukup ambil saja di kebun, lalu diolah sendiri jahe itu menjadi wedang jahe yang menghangatkan tubuh di dinginnya malam menusuk tulang. Setidaknya ini dilakukan sebagai langkah preventif agar tidak "masuk angin" karena tersadar jika nanti masuk angin tidak ada anak-anak yang siap "ngerokin". Meski sepi namun hidup tetap dapat dinikmati.

Hari-hari Lebih Bermakna

"Melihat kondisi orangtua yang sehat dan tetap aktif berkegiatan menjadi obat penenang yang mujarab bagi anak yang harus tinggal berjauhan dengan orangtuanya."

Saling memberi kabar dengan anak-anak dan cucu-cucu yang terpisah jarak nan jauh menjadi sebuah rutinitas yang harus dilakukan untuk meredakan rasa rindu bagi para pensiunan. 

Memberikan kabar tentang bagaimana aktivitas keseharian dengan berkebun menjadi obat penenang bagi anak-anak yang harus tinggal berjauhan. 

Bagi anak-anak mereka melihat orangtuanya yang sudah pensiun dalam keadaan sehat dan tetap beraktivitas dengan berkebun menjadi kebahagiaan dan ketenangan hati yang sangat luar biasa. Hal ini menjadikan hidup lebih bermakna tentang bagaimana pentingnya saling memberi kabar.

Begitulah hidup yang harus dilalui. Mengamati para pensiunan yang berkebun sebagai salah satu rutinitas sumber kebahagiaan di tengah rasa sepi yang terus menyelimuti menjadi opsi yang tepat dalam memaknai sebuah fase kehidupan. (prp)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun