Mohon tunggu...
Prahasto Wahju Pamungkas
Prahasto Wahju Pamungkas Mohon Tunggu... Advokat, Akademisi, Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa (Belanda, Inggris, Perancis dan Indonesia)

Seorang Advokat dan Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa dengan pengalaman kerja sejak tahun 1995, yang juga pernah menjadi Dosen Tidak Tetap pada (i) Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, (ii) Magister Hukum Universitas Pelita Harapan dan (iii) Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang gemar travelling, membaca, bersepeda, musik klasik, sejarah, geopolitik, sastra, koleksi perangko dan mata uang, serta memasak. https://pwpamungkas.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Makna Penting Pengakuan Prancis Atas Palestina Dalam Konstelasi Geopolitik Global

25 Juli 2025   23:04 Diperbarui: 25 Juli 2025   23:06 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demonstrasi Mendukun Palestina di Paris (Sumber/Kredit Foto: alwaght.net)

Berbeda dari Prancis yang bergerak secara unilateral, Irlandia dan Spanyol mengupayakan koordinasi regional dalam pengakuannya. Namun, dampaknya lebih bersifat simbolik. Dalam hal Prancis, pengaruhnya terhadap pembentukan opini Uni Eropa dan NATO jauh lebih besar. Akibatnya, negara-negara seperti Belgia dan Slovenia dikabarkan sedang mempertimbangkan langkah serupa.

Baca juga: Arah Baru Eropa: Pengakuan Palestina dan Israel

Implikasi Hukum Internasional: Hak Penentuan Nasib dan Status Negara

Pengakuan Prancis terhadap Palestina memperkuat argumen hukum bahwa Palestina berhak atas status kenegaraan penuh berdasarkan prinsip "right of self-determination" sebagaimana diatur dalam Piagam PBB dan dikuatkan oleh advisory opinion Mahkamah Internasional/International Court of Justice (ICJ) dalam kasus Kosovo tahun 2010.

Baca juga: Prinsip Right of Self-Determination dan Ujian Hukum Internasional Kontemporer

Langkah ini juga menguatkan klaim Palestina terhadap keanggotaan penuh di PBB. Saat ini, Palestina hanya memiliki status "observer state." Dengan dukungan negara anggota tetap Dewan Keamanan seperti Prancis, jalur legal menuju status keanggotaan penuh menjadi lebih terbuka. Di sisi lain, pengakuan ini menegaskan sikap internasional terhadap ilegalitas permukiman Israel di Tepi Barat dan niat aneksasi Israel yang bertentangan dengan hukum internasional.

Reaksi Amerika Serikat dan Dampak Transatlantik

Amerika Serikat secara eksplisit menyebut pengakuan Prancis sebagai tindakan "reckless" (ceroboh) yang dapat memperburuk ketegangan di Timur Tengah. Washington menegaskan kembali posisinya bahwa pengakuan negara Palestina hanya sah bila terjadi melalui negosiasi langsung dengan Israel. Ketegangan ini menyoroti retaknya hubungan transatlantik dalam menyikapi krisis Palestina-Israel.


Namun demikian, langkah Prancis mencerminkan keinginan sebagian kekuatan Eropa untuk tidak lagi dikendalikan oleh Washington dalam isu Timur Tengah. Dalam kerangka hukum internasional, tidak ada kewajiban untuk menunggu negosiasi bilateral untuk memenuhi syarat de jure (pengakuan), selama syarat de facto: adanya populasi, wilayah terdefinisi, pemerintahan, dan kapasitas menjalankan hubungan luar negeri.

Presiden Donald Trump, Presiden Emmanuel Macron, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu (Sumber/Kredit Foto: NDTV)
Presiden Donald Trump, Presiden Emmanuel Macron, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu (Sumber/Kredit Foto: NDTV)

Pengaruh terhadap Proses Damai Israel-Palestina

Presiden Emmanuel Macron dari Prancis menegaskan bahwa pengakuan ini bukan hadiah bagi kekerasan, melainkan bagian dari strategi solusi dua negara (two-state solution). Artinya, Prancis berkomitmen mendorong jalan damai dengan mengakui eksistensi dua negara secara sejajar. Namun, Israel menilai langkah ini sebagai pelemahan terhadap posisi tawarnya, terutama terkait isu keamanan.

Di sisi lain, pengakuan Prancis ini akan memperkuat posisi tawar Palestina dalam forum internasional dan memberikan dorongan moral-politik kepada kelompok moderat di Palestina. Diharapkan pula bahwa tekanan internasional seperti ini akan membatasi ruang manuver Israel dalam melanjutkan pembangunan permukiman ilegal di wilayah pendudukan.

Peluang dan Tantangan bagi Palestina di PBB

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun