Mohon tunggu...
Prahasto Wahju Pamungkas
Prahasto Wahju Pamungkas Mohon Tunggu... Advokat, Akademisi, Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa (Belanda, Inggris, Perancis dan Indonesia)

Seorang Advokat dan Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa dengan pengalaman kerja sejak tahun 1995, yang juga pernah menjadi Dosen Tidak Tetap pada (i) Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, (ii) Magister Hukum Universitas Pelita Harapan dan (iii) Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang gemar travelling, membaca, bersepeda, musik klasik, sejarah, geopolitik, sastra, koleksi perangko dan mata uang, serta memasak. https://pwpamungkas.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Netanyahu Tegaskan Kekaisaran Ottoman Tak akan Kembali

20 Juni 2025   23:04 Diperbarui: 21 Juni 2025   06:42 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis di depan Hagia Sophia, 30 April 2022 (Dokumentasi Pribadi)

Turki tetap anggota penting NATO, sehingga ketegangan ini membawa implikasi bagi blok pertahanan dan keamanan Barat. Perdana Menteri Netanyahu menegaskan bahwa Israel menolak tekanan ide logistik dan politik neo Ottoman, bahkan jika harus berarti merusak hubungan dengan negara yang pernah jadi sekutu NATO. Ini artinya Israel mengambil sikap proaktif untuk memastikan pengaruh Turki tidak membayangi strateginya.

Analisis Hukum Internasional dan Identitas Nasional

Dalam kerangka hukum internasional, pernyataan Perdana Menteri Netanyahu "Kekaisaran Ottoman tidak akan kembali" tidak menyumbang kebijakan legal, tetapi lebih sebagai alat diplomasi lidah tajam. Israel menggunakan narasi ini untuk memperkuat legitimasi internasionalnya dan menegaskan bahwa perubahan rezim atau upaya memulihkan khilafah adalah tidak bisa diterima di sistem dunia saat ini.

Perspektif Historis: Turki Kembali ke Masa Ottoman?

Kerinduan neo Ottoman bukan berarti Turki akan menghidupkan kembali Sultanat. Revolusi Mustafa Kemal Ataturk telah membangun Republik sekuler, dan meski Presiden Erdogan mengadopsi simbol Ottoman, struktur negara tetap republik modern. Perdana Menteri Netanyahu menekankan bahwa neo Ottomanisme adalah retorika politik, bukan realitas geopolitik dengan mandat ekspansi.

Kesimpulan: Retorika Politik dan Realitas Geopolitik

Perdana Menteri Netanyahu dalam pidatonya menyampaikan satu pesan jelas: pengaruh Ottoman masa lalu tidak akan kembali dalam bentuk kekaisaran militer. Hal ini mencerminkan realitas geopolitik saat ini: besar, kompleks, dan bebas dari kolonialisme atau imperialisisme.

Pernyataan ini juga mempertegas bahwa Israel akan melawan ekspansi ideologis dan geopolitik Turki yang menggunakan narasi sejarah masa lalu. Meski hubungan mengalami tekanan, dialog diplomatik tetap terjaga, dengan peluang terbuka untuk mediasi oleh pihak ketiga seperti Amerika Serikat atau sekutu NATO lainnya.

Apakah konteks ini hanya retorika populis atau bagian dari strategi panjang? Hanya masa depan politik Timur Tengah yang akan menjawab, tapi yang pasti, Perdana Menteri Netanyahu telah memberikan sinyal: masa Ottoman telah berlalu, dan batas ideologi serta kekuatan regional sudah digambar ulang, dalam koridor geopolitik yang baru.

======================

Catatan: Tulisan disusun sepenuhnya berdasarkan catatan perjalanan pribadi, dan informasi serta analisis kontemporer yang tersedia di TurkiyeToday.com, Sigma Live, Dialogue Pakistan, Wikpedia, Time.com, CBN, BBC, Al-Jazeera, Times of Israel, Antara News.

Jakarta, 20 Juni 2025
Prahasto Wahju Pamungkas

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun