Turki tetap anggota penting NATO, sehingga ketegangan ini membawa implikasi bagi blok pertahanan dan keamanan Barat. Perdana Menteri Netanyahu menegaskan bahwa Israel menolak tekanan ide logistik dan politik neo Ottoman, bahkan jika harus berarti merusak hubungan dengan negara yang pernah jadi sekutu NATO. Ini artinya Israel mengambil sikap proaktif untuk memastikan pengaruh Turki tidak membayangi strateginya.
Analisis Hukum Internasional dan Identitas Nasional
Dalam kerangka hukum internasional, pernyataan Perdana Menteri Netanyahu "Kekaisaran Ottoman tidak akan kembali" tidak menyumbang kebijakan legal, tetapi lebih sebagai alat diplomasi lidah tajam. Israel menggunakan narasi ini untuk memperkuat legitimasi internasionalnya dan menegaskan bahwa perubahan rezim atau upaya memulihkan khilafah adalah tidak bisa diterima di sistem dunia saat ini.
Perspektif Historis: Turki Kembali ke Masa Ottoman?
Kerinduan neo Ottoman bukan berarti Turki akan menghidupkan kembali Sultanat. Revolusi Mustafa Kemal Ataturk telah membangun Republik sekuler, dan meski Presiden Erdogan mengadopsi simbol Ottoman, struktur negara tetap republik modern. Perdana Menteri Netanyahu menekankan bahwa neo Ottomanisme adalah retorika politik, bukan realitas geopolitik dengan mandat ekspansi.
Kesimpulan: Retorika Politik dan Realitas Geopolitik
Perdana Menteri Netanyahu dalam pidatonya menyampaikan satu pesan jelas: pengaruh Ottoman masa lalu tidak akan kembali dalam bentuk kekaisaran militer. Hal ini mencerminkan realitas geopolitik saat ini: besar, kompleks, dan bebas dari kolonialisme atau imperialisisme.
Pernyataan ini juga mempertegas bahwa Israel akan melawan ekspansi ideologis dan geopolitik Turki yang menggunakan narasi sejarah masa lalu. Meski hubungan mengalami tekanan, dialog diplomatik tetap terjaga, dengan peluang terbuka untuk mediasi oleh pihak ketiga seperti Amerika Serikat atau sekutu NATO lainnya.
Apakah konteks ini hanya retorika populis atau bagian dari strategi panjang? Hanya masa depan politik Timur Tengah yang akan menjawab, tapi yang pasti, Perdana Menteri Netanyahu telah memberikan sinyal: masa Ottoman telah berlalu, dan batas ideologi serta kekuatan regional sudah digambar ulang, dalam koridor geopolitik yang baru.
======================
Catatan: Tulisan disusun sepenuhnya berdasarkan catatan perjalanan pribadi, dan informasi serta analisis kontemporer yang tersedia di TurkiyeToday.com, Sigma Live, Dialogue Pakistan, Wikpedia, Time.com, CBN, BBC, Al-Jazeera, Times of Israel, Antara News.
Jakarta, 20 Juni 2025
Prahasto Wahju Pamungkas
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI