Ada kabar gembira dari Surabaya, kota masa kecil saya. Pemerintah Inggris dan Pemerintah Daerah Jawa Timur bermaksud berkolaborasi menyelenggarakan studi kelayakan pembangunan Light Rapid Transfer (LRT) di Surabaya yang direncanakan untuk menghubungkan kota Surabaya dengan wilayah sekitarnya, termasuk Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Sidoarjo, dan Lamongan.
Setelah membaca berita-beritanya, berikut adalah ulasan/opini saya.
Menuju Transportasi Berkelanjutan
Surabaya, sebagai kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia, menghadapi tantangan serius dalam sektor transportasi. Kemacetan lalu lintas, polusi udara, dan ketimpangan akses transportasi menjadi isu utama yang memerlukan solusi inovatif dan berkelanjutan. Dalam upaya mengatasi permasalahan ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Pemerintah Inggris untuk mengembangkan sistem Light Rail Transit (LRT) di kawasan metropolitan Surabaya. Langkah awal dari kolaborasi ini adalah peluncuran studi kelayakan yang dijadwalkan pada Juli 2025, dengan tujuan mengevaluasi potensi dan kebutuhan pembangunan LRT sebagai solusi transportasi massal yang efisien dan ramah lingkungan.
Rencana dan Skema Kerja Sama
Pemerintah Inggris, melalui program Green Cities, Infrastructure and Energy Programme (GCIEP), berkomitmen untuk mendukung pengembangan infrastruktur transportasi berkelanjutan di Surabaya. Dalam proyek LRT ini, Inggris menyediakan dukungan teknis dan keahlian melalui lembaga Transport for London (TfL), yang memiliki pengalaman luas dalam pengembangan sistem transportasi massal di London. Pendanaan untuk studi kelayakan LRT Surabaya berasal dari program GCIEP, dengan pelaksanaan studi oleh konsultan Inggris, Mott MacDonald dan PricewaterhouseCoopers (PwC).
Meskipun detail lebih lanjut mengenai bentuk investasi atau pinjaman untuk pembangunan LRT belum diumumkan, kerja sama ini menunjukkan komitmen Inggris dalam mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia. Skema kerja sama ini mencerminkan pendekatan strategis yang tidak hanya berorientasi pada infrastruktur fisik semata, tetapi juga membuka jalan bagi penerapan prinsip transit-oriented development (TOD).
Proyek LRT Surabaya direncanakan untuk menghubungkan kota Surabaya dengan wilayah sekitarnya, termasuk Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Sidoarjo, dan Lamongan. Pengembangan ini sejalan dengan visi TOD yang bertujuan untuk menciptakan sistem transportasi yang terintegrasi dan efisien di kawasan metropolitan Surabaya. Dengan adanya sistem transportasi massal yang modern dan efisien, diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas, menurunkan emisi karbon, dan meningkatkan konektivitas antarwilayah.
Pembangunan LRT di Surabaya memiliki dampak signifikan bagi kota dan provinsi Jawa Timur secara keseluruhan. Dengan adanya sistem transportasi massal yang modern dan efisien, diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas, menurunkan emisi karbon, dan meningkatkan konektivitas antarwilayah. Selain itu, proyek ini juga berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan aksesibilitas.