Sebagaimana dikutip dalam South China Morning Post, sehubungan dengan kunjungan Perdana Menteri Tiongkok, Li Qiang, baru-baru ini, Presiden Prabowo Subianto mengatakan:
"I would like to express my respect to China, which has consistently defended the interests of developing countries ... fighting oppression, imperialism, colonialism and apartheid. China defends the liberation struggles in countries that are still oppressed by imperialism and colonialism."
Apa makna di balik pernyataan Presiden Prabowo Subianto tersebut?
Menelusuri Arah Baru Diplomasi Indonesia
Dalam beberapa waktu terakhir, perhatian publik tertuju pada langkah-langkah diplomasi Presiden Indonesia, Prabowo Subianto. Pujian terbukanya terhadap Tiongkok atas peranannya dalam melawan imperialisme dan mendukung negara-negara berkembang, termasuk Palestina, menimbulkan pertanyaan: apakah Indonesia sedang mengubah haluan politik luar negerinya?
Pernyataan Presiden Prabowo Subianto tersebut disampaikan saat menjamu Perdana Menteri Tiongkok, Li Qiang, di Jakarta pada 25 Mei 2025. Dalam kesempatan itu, Presiden Prabowo Subianto menyatakan, "Saya ingin menyampaikan rasa hormat kepada Tiongkok yang secara konsisten membela kepentingan negara-negara berkembang... melawan penindasan, imperialisme, kolonialisme, dan apartheid."
Dari Bebas Aktif ke Kecenderungan Timur?
Sejak era Presiden Soekarno, Indonesia menganut prinsip politik luar negeri bebas aktif, yang berarti tidak memihak pada blok kekuatan manapun dan aktif dalam menciptakan perdamaian dunia. Namun, dinamika global yang terus berubah menggerakkan Indonesia untuk menyesuaikan strategi diplomatiknya.
Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Tiongkok dan Russia, serta pernyataan-pernyataannya yang mendukung posisi kedua negara tersebut dalam isu-isu global, menimbulkan spekulasi bahwa Indonesia mungkin sedang menggeser orientasi politik luar negerinya. Beberapa pengamat menilai bahwa langkah ini bisa berdampak pada hubungan Indonesia dengan negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Hubungan Ekonomi yang Menguat
Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar Indonesia selama sembilan tahun berturut-turut, dengan nilai perdagangan mencapai lebih dari US$147,8 miliar pada tahun 2024. Investasi Tiongkok di Indonesia mencakup sektor-sektor strategis seperti smelter nikel, kereta cepat, dan inisiatif Belt and Road.