Kesimpulan: Arah Baru atau Strategi Lama?
Kedekatan Indonesia dengan Russia dan Tiongkok bukan hal baru di era Prabowo, melainkan kelanjutan dari kebijakan luar negeri era Presiden Joko Widodo yang lebih pragmatis dan menempatkan kepentingan ekonomi di atas ideologi geopolitik.
Dalam konteks perang Russia-Ukraina dan ketegangan Amerika Serikat-Tiongkok, posisi Indonesia tetap bebas aktif, tetapi dengan kecenderungan untuk menjaga hubungan baik dengan semua pihak, khususnya mereka yang bersedia bekerja sama tanpa syarat politik yang ketat.
Langkah-langkah diplomatik Presiden Prabowo Subianto menunjukkan upaya Indonesia untuk memperkuat posisinya di panggung global. Meskipun ada indikasi kedekatan dengan Tiongkok dan Russia, politik luar negeri Indonesia masih tetap berpegang pada prinsip bebas aktif, dengan menyesuaikan strategi diplomatiknya sesuai dengan kepentingan nasional dan dinamika global.
Dalam dunia yang semakin multipolar, Indonesia berusaha memainkan peran sebagai kekuatan penengah yang dapat menjembatani kepentingan berbagai pihak. Apakah ini merupakan arah baru atau kelanjutan dari strategi lama dengan pendekatan yang berbeda, waktu yang akan menjawabnya.
======================
Catatan: Artikel/opini ini sepenuhnya disusun berdasarkan informasi dan analisis kontemporer yang didapat dari theaustralian.com, Reuters, liputan6.com, South China Morning Post dan AP News
Jakarta, 28 Mei 2025
Prahasto Wahju Pamungkas
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI