Mohon tunggu...
Prahasto Wahju Pamungkas
Prahasto Wahju Pamungkas Mohon Tunggu... Advokat, Akademisi, Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa (Belanda, Inggris, Perancis dan Indonesia)

Seorang Advokat dan Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa dengan pengalaman kerja sejak tahun 1995, yang juga pernah menjadi Dosen Tidak Tetap pada (i) Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, (ii) Magister Hukum Universitas Pelita Harapan dan (iii) Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang gemar travelling, membaca, bersepeda, musik klasik, sejarah, geopolitik, sastra, koleksi perangko dan mata uang, serta memasak. https://pwpamungkas.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perang Russia-Ukraina dan Dampaknya Terhadap Uni Eropa dan Indonesia

24 Mei 2025   12:24 Diperbarui: 24 Mei 2025   12:35 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perang Russia - Ukraina (Sumber/Kredit Foto: Economic Inteligence - eiu.com)

Di sisi lain, perang juga menghambat jalur pasokan global untuk barang-barang strategis seperti gandum, pupuk, dan logam. Negara-negara Eropa harus mencari mitra dagang baru, yang sering kali lebih mahal dan kurang stabil, mengganggu struktur perdagangan internasional yang telah mapan.

Trump dan Beban Baru bagi NATO

Kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih dan panggung politik global membawa kekhawatiran tersendiri. Dalam kampanyenya, Trump menyatakan bahwa negara-negara NATO "tidak akan lagi bisa mengandalkan perlindungan Amerika" kecuali mereka meningkatkan anggaran militer mereka menjadi minimal 5% dari GDP. Pernyataan ini menciptakan tekanan luar biasa, terutama bagi negara-negara Eropa Barat yang secara historis menempatkan prioritas anggaran pada kesejahteraan sosial dan bukan militerisme.

Jika negara-negara NATO menuruti tuntutan Trump, maka akan terjadi pengalihan anggaran besar-besaran dari sektor sipil ke sektor pertahanan. Dalam jangka menengah, ini bisa memicu stagnasi layanan publik, pendidikan, dan infrastruktur sipil. Negara seperti Spanyol, Italia, dan Belgia yang belum mencapai 2% anggaran militer dari GDP, akan mengalami tekanan fiskal ekstrem.

Baca juga: Donald Trump, NATO dan Target 5% PDB

Dampak Terhadap Investasi dan Perdagangan Global

Perubahan alokasi anggaran dan ketegangan geopolitik mempersempit ruang fiskal dan menciptakan ketidakpastian bagi investor. Uni Eropa yang biasanya menjadi tujuan utama investasi jangka panjang, kini dilihat dengan lebih hati-hati. Dana yang seharusnya dialokasikan untuk infrastruktur hijau, digitalisasi, atau energi terbarukan kini dialihkan ke pengadaan senjata dan pembangunan militer.

Bagi negara berkembang seperti Indonesia, hal ini bisa berarti berkurangnya aliran investasi asing langsung (FDI) dari Eropa. Misalnya, proyek-proyek energi bersih yang didanai oleh Jerman atau Belanda bisa tertunda atau dibatalkan. Sementara itu, nilai tukar euro yang fluktuatif dan risiko geopolitik mendorong investor Eropa untuk menarik atau menahan ekspansi bisnis mereka ke Asia Tenggara.

Dari sisi perdagangan, ekspor Indonesia ke Eropa bisa terhambat. Permintaan terhadap komoditas seperti minyak kelapa sawit, karet, dan nikel bisa melemah karena industri Eropa memperlambat produksinya. Pada saat yang sama, biaya logistik meningkat akibat kenaikan premi asuransi dan ketidakpastian jalur laut internasional.

Bagaimana Indonesia Harus Menyikapi?

Dalam menghadapi ketidakpastian global ini, Indonesia perlu mengadopsi strategi ekonomi dan diplomasi yang adaptif. Pertama, penting untuk memperluas dan memperdalam diversifikasi pasar ekspor. Ketergantungan terhadap pasar Eropa harus diimbangi dengan penguatan akses ke pasar Asia Selatan, Afrika, dan Amerika Latin.

Kedua, Indonesia bisa mengambil peluang sebagai pusat manufaktur alternatif dan pengolahan bahan baku bagi negara-negara yang ingin memindahkan rantai pasoknya dari Eropa. Misalnya, pabrik baterai dan kendaraan listrik dapat dikembangkan dengan dukungan dari investor Asia, Timur Tengah, atau bahkan negara-negara Eropa yang ingin mengurangi risiko produksi di dalam negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun