Presiden Donald Trump kembali menekankan pentingnya anggota NATO untuk meningkatkan belanja militer mereka hingga 5% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Tuntutan ini jauh melampaui target sebelumnya sebesar 2% yang telah disepakati oleh anggota aliansi. Donald Trump berpendapat bahwa peningkatan ini diperlukan agar negara-negara Eropa lebih bertanggung jawab atas keamanan mereka sendiri dan mengurangi ketergantungan pada Amerika Serikat.
Sejarah Target Belanja Militer NATO
Pada tahun 2006, para Menteri Pertahanan NATO sepakat menetapkan panduan investasi pertahanan sebesar 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk memastikan kesiapan militer aliansi. Target ini diperkuat pada KTT Wales 2014, di mana para pemimpin negara anggota berkomitmen untuk mencapai target tersebut dalam satu dekade.
Namun menurut BBC, hingga 2024, hanya sebagian negara anggota yang berhasil mencapai target ini. Menurut data NATO, pada tahun tersebut, 23 dari 32 anggota diperkirakan telah memenuhi target 2% PDB untuk belanja pertahanan.
Axios melaporkan bahwa Sekretaris Jenderal NATO saat ini, Mark Rutte, mengusulkan pendekatan bertahap untuk mencapai target tersebut. Ia menyarankan agar anggota NATO meningkatkan pengeluaran pertahanan langsung hingga 3,5% PDB pada tahun 2032, dengan tambahan 1,5% untuk pengeluaran terkait keamanan lainnya. Usulan ini mendapat dukungan dari negara-negara besar seperti Jerman dan Perancis
Namun demikian, menurut Business Insider, tidak semua negara anggota menyambut baik tuntutan ini. Beberapa negara menganggap target 5% tidak realistis mengingat kondisi ekonomi mereka. Misalnya, Jerman telah meningkatkan pengeluaran pertahanannya sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, namun masih menghadapi tantangan dalam mencapai target baru ini.
Ketegangan Hubungan Transatlantik
Tuntutan Presiden Donald Trump agar negara-negara NATO meningkatkan belanja pertahanan hingga 5% PDB telah menimbulkan ketegangan dalam hubungan transatlantik. Beberapa negara Eropa melihat tuntutan ini sebagai beban yang tidak realistis dan berpotensi merusak solidaritas aliansi.
Meskipun demikian, dua negara Baltic, Estonia dan Lithuania, yang berbatasan langsung dengan Russia dan Belarus (sekutu terdekat Russia) telah menunjukkan komitmen untuk meningkatkan anggaran pertahanan mereka mencapai target 5% dari total PDB masing-masing negara. Estonia bahkan telah mencapai 5,4%. Sedangkan bagi negara-negara lain, hal itu masih dianggap sulit dicapai dalam waktu dekat.