Ketiga, Indonesia juga harus meningkatkan kemampuan negosiasi dalam forum multilateral seperti G20 dan ASEAN+ untuk mendorong stabilitas perdagangan dan pengurangan hambatan tarif dan non-tarif. Dalam konteks geopolitik yang semakin cair, ketegasan diplomatik Indonesia dalam menjaga netralitas dan hubungan seimbang antara blok Barat dan Timur akan menjadi aset penting.
Keempat, memperkuat ketahanan ekonomi domestik menjadi kRussial. Ini mencakup reformasi fiskal yang berkelanjutan, insentif untuk hilirisasi industri, serta penguatan sistem pertanian dan energi nasional agar tidak terlalu bergantung pada pasar global yang volatile.
Dunia Baru yang Lebih Keras
Eropa sedang menghadapi dunia baru yang lebih keras dan penuh konflik. Perang di Ukraina dan kebangkitan geopolitik yang didorong oleh figur seperti Donald Trump memaksa Eropa untuk berinvestasi lebih banyak dalam militerisme, sering kali dengan mengorbankan prioritas sipil. Dampaknya menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia. Untuk itu, Indonesia tidak hanya perlu berjaga, tetapi juga proaktif merancang strategi nasional agar tetap stabil dan relevan di tengah dunia yang terus berubah.
======================
Catatan: Artikel ini hanya bersifat hipotesis dan disusun berdasarkan informasi dari berbagai sumber dan analisis kontemporer.
Jakarta, 24 Mei 2025
Prahasto Wahju Pamungkas
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI