Mohon tunggu...
Pradhany Widityan
Pradhany Widityan Mohon Tunggu... Buruh - Full Time IT Worker

Full Time IT Worker

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wisata Ala Bali

8 November 2015   00:21 Diperbarui: 8 November 2015   00:53 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang guide bernama I Wayan menemani kita berkeliling sambil menjelaskan mengenai Goa Gajah. Di mulut goa terdapat ukiran baru berbentuk makhluk khas Bali. Banyak makna yang terkandung dalam setiap sudut bangunan. Misalkan lima jari tangan yang berada di samping kanan mulut goa mewakili lima hal yang wajib dipercaya oleh umat Hindu. Tuhan, roh, karma, moksa, dan reinkarnasi. Dikenal dengan Panca Sradha. Kemudian tiga jari di sisi kiri artinya adalah tiga hal yang harus dijaga umat Hindu. Pikiran, perkatan, dan perbuatan. Namun, pada intinya, menurut guide kami, semua agama sama-sama bertujuan untuk menentramkan hati dan menentramkan dunia. Tentrem ing ati, tentrem ing dunya.

Agama Hindu memang menjadi ciri khas Bali. Ritual yang beragam dan upacara yang banyak menjadi daya tarik tersendiri untuk sekedar dicaritahu. Bahkan dipelajari untuk diambil hikmahnya. Walaupun agama Hindu berasal dari India, tetap saja Bali memiliki Hindu yang ala Bali. Angin pun berhembus kencang dan menerbangkan randu dari pohon randu besar di Goa Gajah.

Petani bekerja di sawah, berarti sedang beribadah pada Dewi Sri. Pemuka agama Hindu yang memberi pencerahan pada umat, artinya mewakili peran Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa yang agung. Dewa dewi dipuja melalui kegiatan sehari-hari. Artinya, Ubud adalah tempat pemujaan Dewi Saraswati terbesar. Seniman banyak lahir dari dewa dengan sawah-sawah nan hijau permainya. Antonio Blanco adalah nomer satu yang terkenal.

Menyusuri jalanan Ubud menuju Pasar Seni Ubud, kita tak henti-hentinya disuguhi barang-barang seni. Ukiran kayu, lukisan, ukiran batu, seni kriya, dan baju-baju khas terpajang di sepanjang jalanan sempit yang asri. Ubud adalah pusat seni di Bali. Walaupun tak sedikit seni yang mulai terindustrialisasi, misalnya lukisan dan handicraft yang bercorak sama. Apapun itu, tetap berjalan-jalan di Ubud tak akan membuat mata bosan. Dan itu hanya ada di Bali. Maka saya menyebutnya, ala Bali.

Hari semakin sore. Keletihan saya dan peserta lain sudah nampak. Spa dan Massage adalah solusi paling mudah. Masih di daerah Ubud, sebuah resort kita datangi untuk menikmati perawatan yang ditawarkan. Saya memilih dipijat ala Bali atau Balinese Massage di bagian punggung. Balinese Massage adalah pijat untuk relaksasi. Gerakan yand tidak keras tapi nyaman dan cukup mengurai asam laktat yang mulai menumpuk.

[caption caption="Wajah-wajah Bahagia akan Spa dan Massage"]

[/caption]


Hari semakin malam. Senja mulai terlihat di sepanjang jalan menuju destinasi terakhir. Makan malam. Resotoran yang kita datangi bernama Moonlite Kitchen and Bar. Tak jauh dari Courtyard. Kita dijamu di rooftop dengan pemandangan ombak laut yang berkejaran menyerbu pantai. Indah. Tentu saja. Sayangnya bintang tak bertaburan malam itu.

Hidangan yang special adalah Chili Brownies. Aneh bukan? Ya, saya pun terheran saat mendengar penjelasan dari chef restoran itu. Kue coklat dengan es krim dan pisang itu disajikan dengan saus yang manis namun pedas. Benar saja, sensasi pedasnya mewarnai lidah kita. Dan pedasnya benar-benar berasal dari cabai. Hmm, ini yang belum pernah saya cicipi. Dan itu melengkapi hal-hal yang saya sebut ala Bali. Unik. Menarik. Menutup perjalanan sehari bersama tim Kompasiana dan peserta blogtrip lain dengan manis.

[caption caption="Chili Brownies, Sensasi Rasa yang Unik dari Moonlite Kitchen and Bar"]

[/caption]

 

Semanis kue Brownies, Bali adalah Pesona Indonesia dengan rasa yang tidak ada duanya. Manisnya Indonesia, manisnya wisata ala Bali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun