"Kami awalnya sedang berkemah, saat kami tengah mendirikan tenda seekor burung Gagak melintas di atas kepala membawa sebuah batu biru dan tanpa sadar kami mengikutinya namun tiba-tiba Gagak itu hilang dan kami memutuskan kembali ke perkemahan namun sampe saat ini kami tak kunjung menemukan perkemahan kami,"
        "Apakah tadi kalian melewati gerbang dua pohon besar disertai semak-semak di sekelilingnya?"
        "Benar nek." Jawab Riyo cepat menyahut pertanyaan sang Nenek.
        "Kalau begitu kalian telah masuk ke alam lain. Kalian tidak akan bisa keluar dari sini."
        "Apa tidak ada cara, Nek?" Tanya Wili.
        "Jika kalian ingin keluar dari sini kalian harus bertemu dengan sosok pocong dan tatap mukanya lalu kalian bacakan ayat kursi 120 kali."
        "Maaf nek itu tidak mungkin bisa kami lakukan, mungkin kalau sekadar ketemu pocong bisa tapi membaca ayat kursi kami tidak bisa, kami bukan orang islam."
        "Kalau begitu masih ada cara lain, salah satu dari kalian jadi tumbal."
        "Jika kami menumbalkan salah satu dari teman kami bagaimana orang tuanya pasti akan sangat khawatir nenek.'' Nenek itu tidak perduli apa yang mereka bicarakan.
        "Kalian ini susah sekali, ingin keluar tapi banyak tapinya kalau dua syarat itu tidak bisa tersisa satu yang bisa kalian lakukan. Teruslah berjalan tanpa menoleh ke belakang." Setelahnya nenek pergi tanpa pamit, pergi memunggungi kami.
        "Eh ke mana nenek itu?" Tanya Galang.