Mohon tunggu...
Poko Rumpoko
Poko Rumpoko Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Sosial

Saya seorang Pekerja Sosial Medis yang bertugas di Rumah Sakit Jiwa DR. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kutitipkan Cinta Ini untuk Clara

4 Desember 2023   15:37 Diperbarui: 5 Desember 2023   08:44 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://media.istockphoto.com/id/1226237683/id/foto/tangan-anak-dan-ayah-memegang-hati-merah.jpg

Lemari kecil dengan indahnya terpajang dipojok ruangan yang dipenuhi berbagai macam buah-buahan dan makanan kecil, kulkas satu pintu pun tak mau kalah gagahnya, yang terhiasi oleh beraneka ragam bunga, sofa, tv flat yang tergantung, ruangan itu penuh dengan kemewahan, sama seperti orang yang menghuninya.

Tak seperti biasanya cuaca pagi ini cerah, dalam ruangan 4 x 5 meter itu Yudha menjalani masa perawatan, seorang diri tanpa ada yang menemani, hanya selang infus, tabung oksigen yang menjadi sahabatnya saat-saat seperti itu. Terdengar ketukan pintu dengan ramahnya dan sesaat pintu pun terbuka, terlihat bocah mungil berlari menghampirinya "om yudha aku datang" dengar riangnya tanpa memperdulikan apa yang sedang terjadi, diikuti oleh seorang laki-laki tinggi semampai dan berparas keras. Clara berjalan mendekati jendela dan tangan mungil itu menyingkapkan tirai nya hingga sang surya dengan bebasnya melesat menghangatkan ruangan yang dingin "makasih ya clara" sambil mengangkat anak itu duduk di bibir pembaringan Yudha.

"om dha kapan cih 'ulangnya..aku kan a'u diajak 'alan 'agi...."

Rendra hanya bisa memandangi Yudha yang sedang terbaring sesekali memandang si kecil Clara "om yudha pulangnya nanti lara..dokter masih mau jaga om yudha disini.." Rendra sambil memegang punggung tangan anak kecil itu, tak terasa air mata pun menetes " om ndra kok 'angis....." celotehan anak kecil yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi, Rendra hanya mampu untuk tetap bisa tersenyum, walaupun menangis "engga kok sayang.."

Rendra adalah orang yang kuat dan tidak mudah untuk bisa mengeluarkan air matanya, kali ini Rendra mengelurkan air matanya semenjak Yudha dalam masa perawatan " iya lara nanti om Yudha juga bangun kok..kita jalan lagi bersama-sama, tapi kali ini om yudha harus istirahat disini dulu ya....."

# # # #

Hampir satu bulan Yudha menjalani masa perawatan, dan tanpa kesadaran. Obat pun tak berhasil membuat Yudha terbangun dari tidurnya, hanya Tuhan yang mampu menjawab, cerita apa lagi yang ada dalam rancanganNya, dokter hanya bisa membantu sekuat tenaga agar jantungnya tetap bekerja, Yudha harus mampu berjuang untuk melawan kanker darahnya.

Satu bulan waktu yang cukup panjang bagi kedua sahabat itu, mereka bersama semenjak bangku SMA, Rendra anak yang aktif di bidang olah raga khususnya basket, dan Yudha adalah anak yang lebih aktif di bidang sosial, mereka berteman karena memiliki satu visi yang sama, tentang kemanusiaan. Kebersamaan dan keakraban ini membuat mereka menjadi sahabat yang sulit untuk dipisahkan.

Setamat SMA, Yudha sudah menjadi yatim piatu, orang tuanya kecelakaan dalam perjalanan dinas ke luar kota. Beberapa tahun Yudha seorang diri dan hanya ditemani seorang pembantu. Hidup Yudha menjadi sepi, sesepi hatinya. Untuk mengobati hatinya, Yudha mengangkat Clara anak dari sepupu jauhnya, menjadi anak angkatnya.

# # # #

" dengan bapak Rendra saya berbicara....? "

" iya benar, saya Rendra sus..ada apa ya..? " dengan tergesa- gesa menjawab telepon dari suster yang merawat Yudha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun