Mohon tunggu...
Poko Rumpoko
Poko Rumpoko Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Sosial

Saya seorang Pekerja Sosial Medis yang bertugas di Rumah Sakit Jiwa DR. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kutitipkan Cinta Ini untuk Clara

4 Desember 2023   15:37 Diperbarui: 5 Desember 2023   08:44 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://media.istockphoto.com/id/1226237683/id/foto/tangan-anak-dan-ayah-memegang-hati-merah.jpg

Bersama Clara, Rendra melesatkan mobilnya dengan cepat pergi kerumah sakit, karena suster yang merawat Yudha mengabarkan kondisi yudha terakhir. yudha plis lo harus kuat.. Clara yang duduk disampingnya hanya bermain dengan boneka barbie kesukaannya, tanpa mengerti apa yang terjadi.

Mobil memasuki lahan parkiran rumah sakit "DHARMAIS", cepat-cepat Rendra menggendong Clara sambil berlari kecil menuju ruang perawatan Yudha, tak sabar apa yang terjadi dengan Yudha. Sebelum keruangan Yudha, Rendra terlebih dulu menuju ruangan dokter yang merawat Yudha.

" gimana dok kondisi nya ??" dengan cemas Rendra menanyakan keadaan Yudha, Rendra pun sadar apa yang akan dikatakan dokter dia harus tetap tegar mendengarnya. " maaf mas, kondisi Yudha sudah sulit untuk kita tolong, sebaiknya kita lihat kondisi Yudha". mereka lekas meninggalkan ruangan doketer menuju ruang perawatan Yudha dengan langkah sedikit dipercepat.

Sesampainya ruangan perawatan, disana sudah ada beberapa suster yang menjaga perkembangan Yudha, Rendra menghampiri Yudha yang masih tertidur dan memegangi tangannya, yudha gw yakin lo pasti bisa ngelewatin ini semua, kesekian kalinya air mata memaksa dirinya untuk keluar dari kelopak mata Rendra. Tak kuasa Rendra harus setia menemani Yudha menjalani setiap cobaan, Rendra yakin kali ini Yudha mampu untuk bisa melawan penyakitnya, tak lepas tangannya memegangi tangan Yudha yang semakin dingin. Tapi dugaannya salah, alat detak jantung Yudha sudah menunjukkan garis lurus, dokter bersama suster sekuat tenaga untuk mengembalikan detak jantungnya, tapi usaha dokter terlihat sia-sia, Yudha memang sudah mau kembali ke sang Pemilik.

Rendra tak kuasa menahan kesedihan, dia mengangkat Clara dan memperlihatkan Yudha yang sudah tertidur dengan damai, Clara yang masih tidak mengerti apa yang sedang terjadi dengan Yudha " on ndra knapa ?" Rendra tidak bisa menjawab hanya tak kuasa menahan air mata yang terus membobol benteng pertahanan matanya.

Ruang perawatan menjadi penuh kesedihan, suster-suster melepaskan semua alat2 perawatan yang masih menempel pada tubuh Yudha, Rendra hanya bisa terpaku duduk terdiam di sofa yang empuk, sementara Clara masih asik bermain dengan barbienya.

# # # #


Seminggu setelah kepergian Yudha, kembali rumah itu menjadi sepi, sama seperti beberapa tahun yang lalu, kini hanya tinggal mbok Nah, Clara dan Rendra yang semenjak lama sudah tinggal bersama Yudha. Bingkai-bingkai foto Yudha masih tersusun indah di pojok-pojok ruangan, dinding, dan Rendra tidak mau bergeser sedikitpun bingkai-bingkai itu dari tempatnya, terutama kamar pribadi Yudha.

Rendra yang sedang melamun di halaman belakang masih belum percaya Yudha telah tiada,mbok Nah menghampiri Rendra yang sedang terduduk diam memandangi taman belakang rumahnya dan memberikan sepucuk surat dari Yudha, 2 hari sebelum dirinya masuk rumah sakit.

" mas ini ada surat dari mas Yudha, waktu belum masuk rumah sakit..."

" surat apa mbok...?

" tidak tau mas, mas Yudha cuma pesen kasih ini kalo mas yudha udah enggak ada...."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun