Mohon tunggu...
Pandji Kiansantang
Pandji Kiansantang Mohon Tunggu... Penulis - "Bahagia Membahagiakan Sesama"

Menulis itu Membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Diriku dan Kakakku: Retrospeksi 52 Tahun

17 September 2021   04:18 Diperbarui: 17 September 2021   04:35 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika aku berkonfrontasi dengan Papa dan Mama,   dikau terlihat shock betapa adik kecilnya yang polos, inosens telah menjadi pribadi yang berbeda. 

Kau jalani masa SMA dengan ceria. Menjadi primadona di SMA 1 Budi Utomo. Sedang kulewati SMA di 3 sekolah. Setelah bosan "mogok sekolah" dan hanya di rumah, aku masuk Sekolah Malam SMA bersama pembantu pria kami. Beberapa bulan studi di SMA Tamatan Mahasiswa Demobilisan, TMD takkan kulupakan. Guru mengajar, murid yang kebanyakan pegawai, tidur di klas. 

Ada pertandingan PSSI di TV,  kita nonton bersama di klas.  Beberapa kali guru tidak datang sehingga kita pulang lagi. Masuk jam 7 malam. Pulang jam 9 malam. Temanku semuanya orang dewasa. 1 klas hanya 8 orang. Ada temanku yang ketika kutanya apa kerjanya siang hari, ia mengaku pencopet. 

Tak pernah kualami sekolah yang sekacau itu. Beruntung saya survive, klas 2 masuk ke SMA Sumbangsih Setiabudi. Jadi anak badung, sebelum belajar serius di klas 3 sehingga menjadi Juara Umum dan diterima di UI. 

Sejak aku kost di Depok selama studi di UI, kita berjauhan. Dikau tetap tinggal di rumah Lombok bersama Papa, Mama dan kakak-kakak. Selama 5 tahun, aku menempa diri berusaha hidup mandiri dengan segala aktivitas kemahasiswaan dan perkuliahan. 

Yang masih kuingat setiap pulang ke rumah pada akhir minggu, kakakku Dewi Sintawaty tumbuh menjadi wanita cantik idaman para pria. Beda benar denganku yang "telat beger" yang baru pacaran di akhir kuliah. Pacar pertamaku, Amalia  adalah bendaharaku di Senat Mahasiswa Fakultas, yang kemudian jadi istriku. 

Perjalanan waktu begitu cepat. Kita berdua beranjak dewasa. Kau menikah dan dikaruniai 3 anak. Bahkan kini kau akan menjadi nenek dari cucu pertamamu. 

Setelah kita berdua sama-sama menikah, kita kembali dipersatukan hati ketika merawat Mama tercinta. Bersama Kak Ritha dan Kak Teddy, bahu membahu selama duapuluh tahun berusaha membahagiakan Mama yang kehilangan "separuh jiwanya" setelah wafatnya Papa, sang soulmate.

Sang kakak beradik Dewi dan Kenny, baru kembali guyub seperti masa kecil, setelah kita TINGGAL BERDUA. Wafatnya Kak Ritha dan Mama pada keesokan harinya serta berpulangnya Kak Teddy dua tahun lalu, sungguh memukul kami. 

Begitu cepat kami berdua kehilangan kedua kakak tertua kami. Sampai kapanpun rasanya tak siap mental kami ditinggalkan orang-orang yang begitu kami kasihi. 

Mama, Ibu terbaik yang Tuhan karuniakan kepada kami, sumber motivasi hidupku. Kak Ritha, kakak sulung, wanita tangguh yang penuh tanggungjawab. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun