Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Robohnya Surau Itu

4 Oktober 2025   06:30 Diperbarui: 4 Oktober 2025   06:17 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Demi cita-cita ayah dan bunda

Lalu ajal datang seketika

Saat doa dipanjatkan ke hadirat Yang Maha

Surau itu tak kuat menahan beban

Suara santri tak lagi terdengar

Belasan mungkin puluhan nyawa melayang

Tertimbun runtuhan puing

Seketika semua tampak bening

Panggilan terakhir-Nya yang paling nyaring

Anak-anak itu pulang ke rumah keabadian

Kuasa Ilahi tak bisa dihalang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun