Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puasa dan Minyak Langka

31 Maret 2022   06:21 Diperbarui: 31 Maret 2022   06:25 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Besok sudah tarawih pertama
Lalu lusa puasa
Ramadan pertama setelah pandemi mereda
Tapi belum leluasa

Boleh buka bersama
Tapi tak boleh berbicara
Sedang di lapangan dibiarkan bebas semua
Apa aturan cuma alat rekayasa

Minyak masih langka
Ibu-ibu mengantre terpaksa
Sudah berbilang bulan nyata
Tutup mata atau pura-pura lupa

Jutaan hektar tanah negara dijual murah
Hutan lebat dibabat berubah
Hutan sawit mewabah
Para pengusaha makin serakah

Harga tinggi barang sembunyi
Permainan tingkat tinggi
Penguasa seakan tak punya nyali
Rakyat lagi yang dikadali

Tiap puasa lebaran harga melonjak tinggi
Seakan tak punya proyeksi
Seakan tak ada niat proteksi
Cuma jadi akal-akalan ekonomi

Puasa harus tahan emosi
Meski negara jadi bancakan politisi
Samar antara mengabdi atau mencuri
Agama jadi cara cari untung sendiri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun