Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Gordon Ramsay dan Diplomasi Rendang ala Reality Show

3 Juli 2020   09:47 Diperbarui: 3 Juli 2020   21:52 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pakar kuliner William Wongso menjadi mentor masak rendang koki kenamaan dunia Gordon Ramsay. (Dok. National Geographic via Regional.kompas.com)

Gordon Ramsay menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen Indonesia beberapa hari lalu. Ramsay, seorang juru masak internasional datang ke Sumatra Barat dan melakukan serangkaian syuting untuk program televisi Gordon Ramsay: Uncharted untuk saluran National Geographic yang sudah disiarkan.

Chef asal Inggris ini punya nama dan pengaruh besar di dunia kuliner global. Ramsay tidak hanya seorang chef mumpuni, dia juga pemilik belasan restoran berkategori Michelin di beberapa kota besar dunia. 

Selain itu, yang membuatnya populer adalah saat ia menjadi juri atau host di beberapa acara masak di jaringan Eropa dan Amerika, seperti Hell's Kitchen, MasterChef, dan Kitchen Nightmares.

Tayangan di National Geographic beberapa hari lalu adalah hasil syuting di penghujung Tahun 2019, sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia. Saat Tim Gordon Ramsay dan National Geographic akan membuat tayangan di Asia Tenggara, kabarnya mereka sudah didekati oleh negara-negara tetangga yang berminat untuk dijadikan bahan liputan. 

Bahkan negara-negara tetangga itu menawari berbagai fasilitas mewah seperti akomodasi nomor wahid dan helikopter untuk Ramsay dan tim agar mau syuting di tempat mereka. Ini menandakan bahwa kuliner adalah salah satu diplomasi penting dalam kerangka komunikasi budaya suatu negara di tingkat internasional.

Beruntung Ramsay dan tim tertarik dengan ide dan proposal William Wongso, praktisi dan pakar kuliner senior yang kita punya. William menawarkan Sumatra Barat dengan kuliner rendangnya yang fenomenal dan juga kekayaaan budaya lainnya yang akan melengkapi tayangan nantinya. 

Maka jadilah seperti yang kita lihat di tayangannya, Ramsay ikut balapan sapi di kubangan lumpur, ke pasar tradisional menggerus cabai di ulekan batu, mencari ikan bersama nelayan di laut, hingga memerah susu kerbau yang akan dijadikan dadiah, susu yang difermentasi menjadi makanan khas orang Minang.

Berkeliling dunia untuk mendapatkan inspirasi adalah cara yang banyak dilakukan oleh para seniman. Pelukis, desainer busana, penulis, arsitek, pembuat film, desainer kriya, melakukan perjalanan ke segala penjuru dunia untuk menemukan sesuatu. Termasuk Ramsay tentu saja. 

Restorannya di banyak kota dunia, menu-menu yang dihasilkannya bisa diduga adalah hasil kreasi yang terinspirasi dari perjalanannya ke banyak tempat.

Ramsay tampak kagum dan terpesona dengan Sumatra Barat. Kearifan lokal, ketradisionalan, filosofi dari masakan, bahan dan rempah-rempah Indonesia sudah dia dapatkan. Masakan rendang, telur omelet dengan topping rendang, kue bika dan makanan lainnya sudah dia coba dan praktikkan. 

Gordon Ramsay sedang memasak di Sumatera Barat (Foto: screenshot dari Gordon Ramsay YouTube channel)
Gordon Ramsay sedang memasak di Sumatera Barat (Foto: screenshot dari Gordon Ramsay YouTube channel)
Tayangannya pun sudah disiarkan. Diplomasi macam begini yang kita harapkan terus dilakukan, baik oleh pemerintah maupun swasta ke banyak orang ke banyak tempat di berbagai bidang bahwa Indonesia itu ada.

Indonesia itu kaya, Indonesia itu menarik, Indonesia itu unik, Indonesia itu keren, Indonesia itu destinasi wajib dikunjungi minimal sekali seumur hidup.

Tentu kita akan senang jika seandainya Ramsay membuat menu-menu di restorannya dari perjalanannya ke Indonesia. Jika pun tidak, semakin banyak masakan Indonesia dikenal secara internasional.

Logika sederhananya kemungkinan ada yang penasaran untuk mencobanya langsung ke negeri asalnya pun makin terbuka, yang imbasnya ke industri pariwisata dan semua industri yang berkaitan.

Indonesia sangat luas. Untuk menjadi negara industri teknologi tinggi seperti Jerman atau Jepang perlu waktu lama dan ongkos yang tidak murah untuk membangun sumber daya manusia dan infrastrukturnya. 

Meski membangun industri teknologi tetap harus dilakukan dengan melihat bidang yang sangat dibutuhkan seperti teknologi informasi dan sejenisnya, kita juga harus memaksimalkan apa yang kita punya, merawat, dan meningkatkan semua aspek potensi yang sudah kita punya. Hal itu bukankah lebih mudah dilakukan dibanding membuat yang kita tidak punya dan apalagi belum ada modalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun