Mohon tunggu...
Pitutur
Pitutur Mohon Tunggu... wiraswasta -

Mencoba BERMANFAAT dengan MENULIS. Mencoba menuliskan sebuah peristiwa dari sudut pandang yang berbeda.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saya Tantang SBY Tertawa

24 Februari 2012   06:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:15 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13300630551921292923

Bersyukurlah kita yang bisa tersenyum / tertawa lebar tanpa menahan beban apapun. Karena sesungguhnya tertawa itu sangat banyak manfaatnya, selain bisa mencairkan suasana serius, tertawa juga mampu membantu penyembuhan beberapa penyakit. Bahkan ada penelitian, dengan terapi tertawa mampu menyembuhkan penyakit jantung, diabetes melitus, dan kanker payudara! [caption id="attachment_163094" align="alignnone" width="600" caption="Tawa empat pemimpin negara Ahmadinejad - Obama - Dalai Lama - SBY"][/caption] Seberapa sering idealnya kita tertawa sehari? Beberapa penelitian menganjurkan, agar kita bisa tertawa lepas minimal 15 menit sehari. Bila dihitung itu adalah waktu yang sama buat kita mengirimkan dan merespon 15 buah pesan di jejaring twitter.  Atau 1% lebih sedikit dari waktu yang kita miliki dalam sehari. Kalai kita lihat di beberapa media cetak dan elektronik, kita sering melihat politisi tertawa dengan ikhlas, atau kadang hanya bisa tersenyum dengan berat. Itu adalah sebuah reaksi yang harus mereka lakukan sehari-hari saat bertemu dengan wartawan. Bisa kita bayangkan seberapa berat beban yang mereka pikul hanya untuk bisa tertawa lepas. Saat ini yang saya lihat mempunyai beban tertawa paling besar adalah presiden kita, Susilo Bambang Yudhoyono / SBY. Kenapa paling berat? karena jarang sekali saya melihat di pemberitaan baik elektronik maupun cetak yang memperlihatkan SBY tertawa lepas. Apakah yang akan terjadi bila SBY tertawa lepas? mari kita lihat plus minusnya. Bila SBY setiap hari bisa tersenyum dan tertawa lepas selama 15 menit? Kurang lebih begi begini :

  • Dia akan mendapatkan peredaran darah yang lebih normal, karena dengan kondisi yang lebih rileks, hal ini akan mengurangi stress akibat ketegangan otot leher saat berpikir.
  • Tertawa akan meningkatkan sistem kekebalan. Tertawa pada dasarnya akan membawa keseimbangan pada semua komponen dalam sistem kekebalan.
  • Tertawa akan meningkatkan aliran darah dan oksigen dalam darah, yang dapat membantu pernapasan.
  • Tentu saja dengan tertawa keluarga akan menjadi lebih bahagi. Sebuah kebahagiaan keluarga tidak mungkin lepas dengan apa itu yang namanya senyum dan tawa.
  • Ada suatu alasan yang dipercayai bahwa tertawa akan membantu mencegah penyakit misalnya, gagal jantung. Marah dan takut adalah dua jenis bentuk emosi yang biasa menjadi penyebab serangan jantung.
  • SBY akan bisa melupakan sejenak semua persoalan yang dia hadapi. Dengan kesibukan memimpin negara ini yang penuh dengan persoalan.
  • masih banyak lagi manfaat dari tertawa yang tidak bisa saya tulisakan satu persatu disini.

Lalu apa efek negatifnya bila SBY tertawa? kurang lebihnya adalah :

  • Media biasanya cerdik memutar balikkan fakta, kadang menambahi kadang mengurangi, tentunya dengan tujuan mendongkrak rating acara / mendongkrak oplah cetak. Kadang sebuah foto tertawa akan dikait-kaitkan dengan berita lain yang tidak ada hubungannya, hal ini tentunya sudah tidak sehat / pembunuhan karakter.
  • Bagi lawan politiknya, tentu hal ini juga akan dijadikan bahan kritikan di saat-saat tertentu. Bisa jadi akan timbul komentar dari salah satu tokoh parpol begini "Meski rakyat masih susah, presiden sudah bisa tertawa" atau mungkin bentuk komentar-komentar pedas.
  • Akan banyak jejaring sosial yang dengan kenakalan tidakbertanggungjawabnya menggabungkan foto / video tertawa itu dengan sebuah joke / lelucon.

Menurut saya, saat ini posisi SBY adalah tidak lagi mengejar posisi RI 1 di 2014 nanti, tetapi menyelesikan tugas yang dibebankan kepadanya sebagai kepala negara. Tugas yang sangat berat, yang menurut saya tidak semudah pemikiran pengamat yang sering mengolok-olok atau menyudutkan dia dalam beberapa forum. Pengamat bisa berkomentar tanpa melihat beban lain yang sedang dipikirkan seorang presiden. Untuk itu, saya menantang presiden kita Susilo Bambang Yudhoyono untuk bisa tampil lebih rileks. Mari pak presiden, tertawalah minimal 15 menit sehari, tertawa lepas, meskipun tidak harus di depan kamera, selama ini saya hanya bisa melihat senyummu yang sering disalah artikan oleh media. Bukankah tertawa itu adalah proses alamiah untuk mengurangi rasa sakit baik secara fisik maupun emosional. Banyak cara untuk memancoing sebuah tawa, baik dengan berkumpul dengan anak-anak kecil yang lucu, melihat acara komedi, dan melihat sebuah persoalan dari sudut yang lain. Indonesia ini punya jutaan hal yang bisa membuat kita tertawa. Setiap hari saya berusaha membuat orang lain bisa tersenyum hingga tertawa, karena dengan begitu saya bisa memberikan mereka sedikit rasa nyaman meskipun cuma beberapa detik, ada yang bilang saya "koplak", teman-teman mendukung saya dengan kalimat "koplak yo ben (konyol biarin), hidup juma sekali, serius boleh tetapi jangan terlalu serius." Tidak ada undang-undangnya seorang presiden dijerat hukuman karena tertawa. Mari ajak bangsa ini menyehatkan diri dengan tertawa. Terlalu banyak muka-muka serius di jalan dan di dalam perkantoran di Indonesia.  Ingat! TERTAWA beda dengan MENTERTAWAKAN! Bila ada orang yang melarang presiden tertawa, saya orang pertama yang akan mengkritiknya! Semoga tulisan ini bermanfaat! [ @mbahTonno | Jakarta 24 Februari 2012 ] Powered by @KoplakYoBand

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun