Aroma kopi dan roti mengusik lamunan ku
Saat itu aku termenung di sebuah kursi menantikan seorang kawan
Namun seperti biasa dia adalah jam karetÂ
Jadi apa daya tak kunjung terlihat walaupun sudah penat
Ku lihat diri ku dalam cermin kotak minimalis
Tersenyum kanan kiri merapikan jiwa yang hampa
Namun tiba-tiba tertangkap sosok lain tengah menatap
Dia tersenyum sangat ramah
Hingga mentari berganti rembulan
Sosok itu tak kunjung lenyap
Senyum kilatnya menyihir hebat
Tanpa sadar ku meminta pada bumantaraÂ
Semoga ada lain kali ku dengannya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!