Mohon tunggu...
Petrus Pit Duka Karwayu
Petrus Pit Duka Karwayu Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Jalanan

Jika kamu tidak bisa membuat orang lain kagum dengan kepintaranmu, maka paling tidak kamu dapat membuat mereka bingung dengan kebodohanmu.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Blessing in Disguise: Pergerakan Intelektualitas Indonesia Era Digitalisasi

15 Mei 2019   10:57 Diperbarui: 15 Mei 2019   11:04 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

[1] P. Ricoeur, Teori Interpretasi, diterjemahkan dari Theory of Interpretation: Discourse and the Surplus of Meaning, oleh Musnur Hery, (Yogyakarta: IRCiSoD,  2014), 13. 

   

[2] B. R. O'G. Anderson, Kuasa Kata: Jelajah Budaya-budaya Politik di Indonesia, diterjemahkan dari  Language and Power Exploring Political Cultures in Indonesia, oleh R. B. Santosa, (Yogyakarta: MataBangsa, 2000), 324-325.  

   

[3] Louis Leahy, Manusia sebuah Misteri, Sintesa Filosofis Makhluk Paradoks, (Jakarta: Gramedia, 1985), 271. 

   

[4] E. Wora, Perenialisme, Kritik atas Modernisme dan Postmodernisme, 95-96. 

   

[5] K. O'Donnell, Postmodernisme, diterjemahkan dari Posmodernis, oleh Jan Riberu, (Yogyakarta:  Kanisius, 2009), 11. 

   

[6] L. L. Rasmussen, Earth Community Ethics, (Netherland:  WCC Publications, 1996), 45. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun