Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Duka Nusantara Kasus-kasus Pemerkosaan terhadap Anak Gadis di Bawah Umur di Berbagai Daerah di Indonesia

5 Agustus 2016   10:48 Diperbarui: 6 Agustus 2016   11:31 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aksi 30 penjahat asusila sudah berlangsung kurang satu tahun terakhir. Menurut pengakuan HR orang tua E saat melapor ke Polres Tulang Bawang pada Minggu, (19/7) kemarin. HR menceritakan, kejadian ini bermula saat E menerima telepon dari seorang laki-laki yang mengancam akan menyebarkan video sang anak bila tak mau melayani nafsu pelaku.  Lebih lanjut HR mengatakan, “anaknya ketakutan meski tak pernah melakukan perbuatan asusila yang direkam melalui kamera ponsel.” Sejak saat itulah, kata HR, sang anak terus menerus ditelepon oleh 30 lelaki berbeda dengan modus serupa. Secara hukum. Kejadian yang menimpa EKA bukanlah kasus pertama dan terakhir, masih banyak anak yang bisa mengalami kasus serupa. 

  • Panakukkang-Makassar

Fadly alias Doyok (23) diketahui masih ada hubungan kerabat, pelaku pemerkosaan terhadap SA bocah 7 tahun yang masih duduk di kelas 1 SD. Perbuatan bejat Fadly alias Doyok diciduk polisi di rumah bosnya di Kelurahan Paropo, Kecamatan Panakukkang Makassar, Selasa (31/5). Sepandai-pandainya menyimpan bangkai, akhirnya tercium juga,” seperti itulah kira-kira kecerdikan pelaku menyembunyikan kebusukannya, akhirnya terendus polisi.

  • Tambora, Jakarta Barat

Seorang kakek merupakan anggota HANSIP atau petugas penjaga keamanan lingkungan mencabuli seorang anak yang menderita keterbelakangan mental atau difabel. Korban merupakan tetangga pelaku (30/7). Korban yang masih berusia dibawah umur (13) mengaku telah dicabuli pelaku yang tidak lain adalah tetangganya sendiri. Untuk kepentingan penyelidikan pihak kepolisian korban dibawa ke rumah sakit untuk  kepentingan visum.  

  • Paron-Ngawi

Kabar duka terbaru datangnya dari Desa Paron-Ngawi. Pemerkosaan terkeji dialami TF (15) salah satu siswi SMK di  Madiun pada Selasa,  (2/8), hingga harus menanggung derita di usia belia.

Pasalnya keperawanannya direnggut paksa oleh empat lelaki bejat hingga membuatnya hamil dua bulan. Yang membuat miris pelakunya adalah orang-orang terdekatnya yang seharusnya bertanggungjawab dan melindunginya justru merampas masa depannya. Ayah Kandung, Paman, Sepupu dan pacar merupakan pelaku pemerkosa TF. 

Posisi anak dalam struktur sosial amatlah rentan, karena secara fisik belum sekuat orang dewasa, masih miskin pengalaman, dituntut patuh dan hormat kepada orang dewasa. Anak berada dalam posisi "menerima".

***

Sumber utamanya terletak pada tersumbatnya saluran pembuangan akibat kesepian karena prahara rumah tangga atau kebiasaan “jajan” di tempat lokalisasi diperketat. Bukannya saya mendukung lahir kembalinya prostitusi, tapi ini menyangkut kebutuhan biologis manusiawi. Sebelum adanya kemudahan mengakses konten-konten dewasa melalui internet, pemerkosaan “sembunyi-sembunyi terjadi” luput dari pemberitaan media.

Jaman sekarang, kemudahan mengakses konten-konten dewasa. perkembangan informasi tersirat memicu kasus pemerkosaan, dan anak-anak menjadi sasaran empuk orang-orang terdekat. Saya yakin masih banyak korban berjatuhan di luar sana belum terungkap dengan berbagai pertimbangan, iman dan takwa ujian sesungguhnya!.

Sekiranya ditemukan orang-orang ketawa-ketiwi, cengar-cengir, membaca rentetan duka ini, konsekuensi verifikasi merah/suspend saya terima lapang dada. Ma’af terus terang saya katakan, “bentuknya saja manusia tetapi berhati binatang-iblis laknatulloh.”

Makassar, 5 Agustus 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun