Mohon tunggu...
Viator Henry Pio
Viator Henry Pio Mohon Tunggu... Freelancer - Fakta : Proyek Agung Pikiran dan Kata

Start by doing what's necessary; then do what's possible; and suddenly you are doing the impossible

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Moralitas "Invisible Hand" Ekonomi dalam Desakan Pandemi Covid-19, Belajar dari Bapak Ekonomi Modern

28 April 2020   03:11 Diperbarui: 28 April 2020   03:35 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari cover buku The 'Invisible Hand' and British Fiction, 1818--1860|Koleksi pribadi

Singkatnya, tuntutan perwujudan kebajikan-kebajikan itu demi mencapai self-happiness dan happiness of others. Praksisnya, kepanikan akan pandemi ini tidak mengharuskan kita untuk menarik simpanan di bank secara masif (rush) atau bertansaksi spekulasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi. 

Ingatlah bahwa kita ada, hidup berdampingan dengan orang lain. Dan "orang lain itu adalah mediator yang sangat diperlukan antara diriku dan aku...aku melihat diriku sendiri karena seseorang melihat aku", ujar Sartre. Kalau "yang lain" itu berharga maka uluran tangan kita bukan untuk mengkerdilkan tetapi memberi nafas, tunas perekonomian segar bagi kemakmuran rakyat indonesia.

Keempat, Invisible hand dalam self-commend dan propriety of action 

Corona memaksa orang tinggal dirumah dan membatasi ruang aktivitasnya. Sederhananya, perjumpaan real diminimalisir. Kondisi ini mencuat berbagai reaksi karena berdampak pada aspek ekonomi, psikologis, sosial budaya. Corona mendobrak tuntutan yang telah mengakar dalam keseharian.

Namun wabah ini tidak membatasi orang untuk berjumpa secara virtual. Melalui media komunikasi orang saling menyapa, meneguhkan sebagai cara merawat relasi kekerabatan. Yang perlu diwaspadai adalah kekuatan media yang memberi peluang ekonomi (income) dengan melanggengkan hasrat "berlebel kepentingan" untuk kepentingan ekonomi individual semata. 

Ketika media menggiring informasi sesat maka berdampak buruk untuk khalayak. Karena semua orang mengharapkan informasi edukatif tentang covid-19 melalui media. 

Moralitas invisible hand meliputi penguasaan diri dan kesopanan dalam cara kita menggunakan media untuk memberikan suatu informasi yang akurat demi membangun kepercayaan diri masyarakat dalam melawan wabah ini.

Kelima, invisible hand dalam punishment dan reward

Menurut Smith, moralitas bukanlah suatu tindakan kalkulatif. Sebab moralitas berasal dari diri sebagai individu sekaligus makhluk sosial. Untuk itu, hukuman dan penghargaan memiliki fungsi sosial yang penting.

Kita menghargai tindakan menguntungkan masyarakat dan mencela tindakan yang merugikan. Smith mengandaikan secara metaforis dengan kebaikan alam. Sesungguhnya alam telah menopang keberadaan kita seperti "tangan tak terlihat" yang membimbing hidup kita bahkan pula berkekuatan menghukum karena keteledoran kita.

Akhirnya, kita berkeyakinan bahwa walau corona berpotensi membunuh tubuh namun tidak kuasa membinasakan jiwa. Corona mencemaskan tetapi tidak mengaburkan semangat. Corona memenjarakan raga tetapi tak mengkerdilakan cita-cita. Itulah utopia. Itulah cita-cita ideal kita bersama dalam membangun ekonomi bangsa yang dimulai dari diri sendiri melalui moralitas invisible hand.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun