Mohon tunggu...
Reza Pamungkas
Reza Pamungkas Mohon Tunggu... Jurnalis -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ustaz Abdul Somad Jadi Cawapres Prabowo?

1 Agustus 2018   16:35 Diperbarui: 1 Agustus 2018   16:56 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menggiring Abdul Somad ke Politik | pinterpolitik

Weng menggambarkan bahwa Siauw berhasi mengombinasikan budaya populer dengan politik Islam. Ia menyebut bahwa Siauw membuat kesalehan, politik, dan popularitas saling terhubung satu sama lain. Hal ini bisa saja berlaku pula dalam diri Somad.

Somad jelas seorang penceramah yang menikmati kebesaran di era media sosial.  Terlihat bahwa ia mampu memanfaatkan budaya populer untuk kepentingan dakwahnya. Dalam kadar tertentu, Somad juga kerap memberi ceramah terkait Islam dan politik. Meski tidak seeksplisit Siauw yang terang-terangan mendukung khilafah, hal ini tidak berarti Somad dapat benar-benar menjauhi topik politik dan Islam dalam ceramahnya.

Sejauh ini, memang Somad lebih banyak membahas isu-isu politik dan Islam secara umum. Akan tetapi, apa jadinya jika Somad sudah merapat dengan kubu tertentu ? Bukan tidak mungkin ia bisa menyelipkan ceramah-ceramah yang menguntungkan aktor politik yang satu kubu dengannya.

Potensi ini membuat banyak aktor tentu tertarik menjual Somadsebagai komoditas politiknya. Kombinasi kesalehan, popularitas, dan politik Somad dapat menarik banyak massa untuk kepentingan politik tertentu. Sulit bagi para politisi untuk tidak tergoda pada potensi sang ustaz. Maka sangat wajar jika GNPF dan mungkin Prabowo berharap tuah politik sang ustaz.

Mencari Patron?

Di satu sisi, terlihat bahwa menggiring Somad ke politik hanya memberi keuntungan pada aktor-aktor politik yang mengajaknya. Tampak bahwa sang ustaz seperti hanya menjadi komoditas politik yang dijual untuk segmentasi pasar umat Islam dan secara spesifik pendengar setia Somad.


Meski begitu, hal ini masih bisa dilihat dari sisi yang lain. Somad juga bisa mendapat untung dari aktor-aktor politik yang mengharapkan sang ustaz berada di kubu mereka. Hal ini terutama jika melihat hubungan Somad dengan pihak otoritas yang memegang kuasa saat ini.

Selama ini, kiprah ceramah Somad tidak selalu mulus. Dalam berbagai kunjungannya ke daerah, ia seringkali menghadapi larangan dan pencekalan. Dalam kadar tertentu, penolakan terhadap ceramah Somad kerap disebut-sebut berasal dari pihak yang memiliki otoritas.

Somad, meskipun tenar, misalnya pernah dilewatkan pemerintah dalam daftar penceramah terekomendasi versi Kementerian Agama. Hal ini dapat menjadi penanda bahwa sang ustaz tidak begitu mesra dengan penguasa dibandingkan penceramah-penceramah lain.

Pasangan PUAS (Prabowo -- Ustad Abdul Somad) melawan Jokowi di Pilpres 2019, insya Allah:
--- Mas Piyu (@maspiyuuu) July 29, 2018

Ceramah Somad memang kerapkali membuat panas kuping penguasa. Memang, ceramahnya tidak selalu menyerang secara eksplisit, namun, beberapa kali isi petuahnya bisa membuat penguasa terlihat dirugikan di mata jemaah. Oleh karena itu, pemerintah bisa saja memerintahkan agar aktivitas ceramah sang ustaz dicekal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun