Sang teolog di gua karang
laki-laki lembut hati
laki-laki rendah hati
mencatat murni kisah ilahi
Terdengar jelas suara nyaring,
dari himpunan besar orang
mengalun merdu di surga:
"Haleluya!
Keselamatan dan kemulian,
kekuasaan dan keagungan,
hanya pada Allah kita,
sebab besar dan adil
segala macam penghakiman-Nya
Ia telah menghakimi pelacur basar itu,
yang merusak bumi dengan cabulnya
Ia telah membalaskan darah,
darah hamba-hamba-Nya atas pelacur itu"
Sang teolog di gua karang
laki-laki lembut hati
laki-laki rendah hati
mencatat murni kisah ilahi
Terdengar untuk kedua kalinya
alunan nyanyian himpunan besar orang:
"Haleluya!
Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya"
Kedua puluh empat tua-tua,
keempat makhluk aneh itu,
tersungkur menyembah Allah,
Dia yang duduk di atas takhta,
mereka semua serentak berkata:
"Amin! Haleluya!
Pujilah Allah kita,
hai kamu semua, hamba-Nya,
kamu yang takut akan Dia,
baik kecil maupun besar"
(Sumber, Why 19: 1-5)