Laki-laki usia senja
berjalan menuju Langit
raga batin dikuasi Roh
suara sangkakala menyentak langkahnya
tak bergeming, bertanya,
"Ada apa gerangan terjadi?"
Laki-laki usia senja
berpaling menatap tajam
tampak tujuh kaki dian emas
di tengahnya berdiri Anak Manusia
berjubah panjang semata kaki
berlilitkan ikat pinggang emas di dada
rambut kepala-Nya putih metah
mata-Nya api bernyala
kaki-Nya kilap bak tembaga membara
suara-Nya desau bagai air bah
tangan kanan-Nya  memegang tujuh bintang
mulut-Nya mengeluarkan sebilah pedang bermata dua
wajah-Nya bersinar bagai matahari terik
Laki-laki usia senja
tersungkur mati depan kaki-Nya
merasakan sentuhan hangat tangan-Nya
mendengarkan  lembut suara-Nya
"Jangan takut!
Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir
Aku telah mati, tapi hidup kembali
Aku pemegang segala kunci kerajaan maut
Tuliskanlah apa yang kau lihat,
baik yang terjadi sekarang
maupun yang terjadi nanti!"
Laki-laki usia senja
bangkit dari sungkurnya
meraba datar paham
tujuh bintang adalah tujuh  malaikat penjaga jemaat
tujuh kaki dian adalah tujuh jemaat:
Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelpia, dan Laodikia
Â
(Why, 1: 9-20)