Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Balada Pelahap Cahaya

18 Februari 2017   22:01 Diperbarui: 18 Februari 2017   22:26 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari: http://hikaruga.deviantart.com

Cahaya lenyap
senyap
Gelap mengunyah
lahap
sesekali menyepah
terang sisa secercah.

Manusia sudah lelah beternak cahaya
pemangsanya beranak pinak
seperti cendawan kala penghujan
mengincar buruan dibalik pagar kesadaran
mengancam keselamatan.

Tinggal berharap dari kunang-kunang terakhir
yang sembunyi dibalik tabir terakhir
berdoa agar Gelap hilang rasa lapar
atau tidur bermusim-musim di dalam kamar

Salah!
Tabir terakhir nyatanya adalah Gelap sendiri
Kunang-kunang terakhir pun dilahap keji

Kini
dunia benar-benar sepi
gelap meliputi

Lenyap
senyap
Gelap berhenti mengunyah

Tak ada lagi cahaya
padahal masih terus kelaparan.
akhirnya Gelap kehilangan pikiran
dan mulai mengunyah diri sendiri.

Gelap melahap gulita
senyap melahap sepi
kosong melahap hampa.

Manusia ketakutan
lalu sembunyi diri dalam keranjang mimpi
 .
Gelap pun punah
sekarat
mati
seiring matahari pagi.

---

kota daeng, malam minggu 18 Februari 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun