Aku adalah kegelisahan yang mungkin pernah kamu temui
atau mungkin juga belum.
Aku mengetuk pintu hatimu
dan kamu akan mendengarnya
atau mungkin juga tidak.
Jika puisimu terbuat dari kata-kata, rima, metafora
aku terbuat dari kunang-kunang yang kehilangan pendar cahayanya
dari telaga yang kehilangan mata airnya
dari tanah, hutan, sungai dan langit
yang diracuini oleh limbah dan zat beracun.
Ragaku terbuat dari cucuran air mata ibu bumi
dan jiwaku terbuat dari baris-baris kemarahan
anak cucumu kelak.
Aku berdiri di hadapanmu.
Aku mengetuk pintu hatimu
dan sebaiknya kamu mendengarnya.
Mendengarnya,
lalu membuka pintu
melakukan sesuatu
sebelum aku jadi terlalu tua dan lemah
hingga suara ketukanku semakin lirih
atau malah tidak akan pernah terdengar lagi.
---
barombong, 4 oktober 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI