Raja Ampat menangis dalam diam. Pembangunan yang dijanjikan justru menghancurkan. Sampai kapan Papua dijadikan korban atas nama kemajuan?
Puisi berbasi cerpen yang mewakili tangis sedih dari keindahan Allah yang tak bisa bersuara
Ketika tanah berbicara, langit menjadi saksi, dan kehilangan merambat di dada malam.
Karena itu, setiap suhu bumi menanjak satu derajat celcius kiamat semakin dekat di depan mata.
Hujan terakhir memberi salam pada siapapun yang bisa mendengarnya.
Ibu bumi memiliki paru-paru yang berbeda warna, yang sebelah berwarna biru, yang sebelah lagi berwarna hijau.
Mungkin suatu hari nanti manusia akan mengenang udara yang kaya akan bulir-bulir oksigen yang dipanen dari hutan hujan.lembah dan pegunungan.
Bumi menua bersama waktu, berkejaran dengan laju dan deru mesin-mesin yang sering tak kenal waktu
Aku terpesona oleh indahnya alam rayaDalam pelukan air terjun nan putih bersih memberi damai
Sebuah sajak kepedulian untuk banjir di Papua yang mengakibatkan penderitaan banyak orang
Belasan tahun menjadi pahlawan dalam bisu mengubah lahan gundul menjadi hutan hijauratusan hektar lahan dan ribuan pohon dilakoni tanpa risau.
Pagi memang penuh pesona, keindahannya telah ditulis pada jutaan bait puisi, ditangkap jutaan mata kamera.
Puisi tentang kekhawatiran akan kelestarian laut saat ini
Tentang hubungan cinta dan ilmu ekologi. Bagaimana cinta menjelaskan fenomena ekologi.
Sebuah puisi tentang ibu bumi milik semua makhluk yang tinggal dan berlindung padanya.
Memaknai 16 September sebagai Hari Ozon Internasional yang ditetapkan PBB pada Tahun 1994.
Namaku samudera. Sudah ratusan bahkan ribuan tahun aku menjadi sumber makananmu. Aku menghubungkan benua dan kota-kotamu
Kenalkan, aku butiran tanah yang biasanya ada di bawah kakimu. Aku ingin mengajakmu berbicara dari hati ke hati.
Sepagi tadi aku belajar di halaman, bahwa ada nilai-nilai berarti di kehidupan.
Mari menjaga bersama lingkungan hidup