Dalam ketakutan, kedua wanita berseru-seru memanggil Tuhan. Sayangnya, suara mereka kalah oleh gaduh suara para lelaki yang sedang bermain tuhan-tuhanan.
Akhirnya suara yang mestinya menembus langit
hanya terpental dan jatuh di atas pasir
di antara buih ombak dan kulit kerang
lalu disepak ke sana kemari oleh kaki-kaki kesurupan
sampai jauh ditelan bayangan purnama di atas lautan.
Lalu setelah malam semakin pekat, mereka merayap di atas pasir. Mereka menyeret tubuh yang sudah nista menuju ke tepian jalan bersama sedih yang tidak bisa lagi terucap.
Tadinya kedua wanita berseru-seru memanggil Tuhan. Sekarang mereka hanya bisa berbisik, berbisik memanggil hati nurani-hati nurani yang sudah terlalu lama ditanggalkan pada tiang-tiang dogma.
---
kota daeng, 13 april 2023