Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Memburu Bayangan

21 Februari 2023   20:09 Diperbarui: 21 Februari 2023   20:13 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ron mengembuskan napas panjang. Dia tidak punya pilihan apapun saat ini selain menyerah. Memberikan perlawanan tidak akan banyak berguna. Dia tidak menyiapkan senjata-senjata dan amunisi untuk berperang. Dia jelas kalah jumlah, kalah logistik dan berada dalam posisi mati saat ini.

"Jangan berpikir lama-lama, Kawan. Aku tidak mau terlambat menonton liga premier nanti subuh."

Ron pun mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi dan melangkah pelan keluar dari persembunyiannya. Senjatanya diletakkan di atas salah satu peti.

Dalam beberapa gerakan, tiga orang pasukan elite langsung mengamankan senjata, memitingnya ke lantai dan memasang borgol untuk mengikat kedua tangannya.

Detektif Rocky muncul dan menepuk-nepuk pundak Ron. "Ini definisi dari sekali tepuk dua lalat yang tertangkap," ucapnya sambil terkekeh.

"Kim berengsek!" umpat Ron setelah pasukan kembali menariknya untuk berdiri. "Hebat sekali ya. Polisi bekerjasama berkomplot dengan penjahat untuk menangkap penjahat lainnya. Kalian benar-benar bersih..." Ron tersenyum mengejek.

Detektif Rocky ikut tersenyum. "Tidak masalah, Baron. Kami menawarkan bantuan, skenario dan keringanan hukuman untuknya. Dan Kim setuju," Detektif Rocky mengangkat kedua bahunya. "Well, dia itu seorang penjudi. Dia lebih peduli pada taruhannya dibanding permainannya karena kali ini taruhannya adalah nyawanya sendiri."

Ron memicingkan matanya. "Kim tidak datang menyerahkan diri dengan sukarela, bukan?"

"Memang tidak. Kami berhasil mengendus kontrakmu kali ini, jangan tanya bagaimana. Dari situlah kami bertemu."

Ron terdiam.

Detektif Rocky kembali menepuk pundaknya dengan keras. "Ayolah. Jangan cemberut begitu. Kita akan berbincang banyak dalam perjalanan ke mabes." Dia lalu memberi isyarat kepada anak buahnya untuk segera beranjak dari tempat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun