Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Memburu Bayangan

21 Februari 2023   20:09 Diperbarui: 21 Februari 2023   20:13 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tegak lurus di hadapannya, terhampar beberapa bangunan gudang yang sudah ditinggalkan. Beberapa gudang masih terkunci, tapi beberapa lagi bisa dibuka dengan mudah. Ron yakin 100% buruannya menuju ke salah satu gudang tersebut.

Dia tidak akan bisa bertahan lama dengan luka sehebat itu, batin Ron.

Dia kembali bergerak. Jejak darah yang semakin banyak terlihat menuntunnya ke gudang yang paling ujung. Ron bersembunyi beberapa saat di balik gardu listrik untuk mengamati keadaan pintu gudang sasarannya. Terlihat pintu besi gudang sedikit tersingkap. Kuncinya sepertinya sudah dirusak terlebih dahulu.

Suasana masih senyap. Tapi Ron semakin meningkatkan kewaspadaannya. Suasana dalam gudang pasti akan gelap gulita. Jadi dia mengeluarkan perlengkapan dari tas selempang, kacamata infra merah. perlengkapan itu akan memudahkannya melihat dalam kegelapan.

Setelah memakai perlengkapannya, dia mengendap-endap menuju ke arah pintu gudang. Target mungkin saja sudah siaga di balik pintu. Jadi dalam satu gerakan cepat, dia menarik pintu besi sehingga terbuka lebar lalu kembali bersembunyi di sisi pintu yang lain. Suara gesekan besi tua terdengar nyaring lalu... sepi lagi.

Ron dengan lincah meloncat melewati pintu gudang lalu menjatuhkan badannya ke lantai dan melakukan koprol dua putaran sebelum bersembunyi di balik tumpukan peti kayu. Tidak ada letusan senjata. Tidak ada gerakan lain. Jadi lewat kacamata infra merahnya itu dia menyapu seluruh ruangan gudang sejauh jangkauan penglihatannya.

Sekali lagi nihil.

Ada yang aneh. Dia kembali menyembunyikan badannya lalu bergeser ke sisi peti yang lain dan kembali mengintip dari situ. Rupanya ada pintu lain di dinding seberang. Pintu berukuran seperti biasa tapi terlihat tertutup rapat. Bisa jadi targetnya melarikan diri dari situ.

Ron baru mau kembali bergerak tapi terkejut karena suara derit besi kembali terdengar. Sekarang tidak ada sama sekali cahaya dari luar pertanda pintu gudang kembali ditutup rapat. Refleks, Ron menodongkan pistolnya ke arah pintu. Detak jantungnya meningkat. Jangan-jangan ...?

Dan dia tidak perlu menunggu lama jawabannya. Ruangan besar yang tadinya gelap gulita tiba-tiba terang benderang karena lampu-lampu dinyalakan. Ron serta merta melepas kacamatanya.

"Baron Eduardo!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun