Biasanya mozaik mengucap kata
sehingga setelah menyusun keping demi keping
kita dapat mendengar sebuah cerita yang lengkap.
Tapi apa yang terjadi jika mozaik membisu?
Tidak peduli sebanyak apapun kepingan yang kita kumpulkan
kita tetap tidak mendengarkan apa-apa.
Tidak peduli selama apapun kita menghabiskan waktu untuk menyusunnya
kita tetap tidak menemukan awal dan ujung cerita.
Lalu kita pun meminta para pakar mikro ekspresi
untuk menginterpretasi
gurat-gurat yang dibentuk wajah mozaik.
Tapi selain mendengarkan dongeng ilmiah
kita tetap tidak mendapatkan apa-apa.
Jadi kita pun membalik keadaan.
Daripada bersusah payah menyusun mozaik yang bisu
lebih baik kita yang berkata-kata
dan mozaik-mozaik itu yang mendengarkan.
---
kota daeng, 25 agustus 2022