Malam semakin larut dalam keheningan dan tumpukan project yang menunggu direvisi meninggi. Laptop yang berpendar tanpa ekspresi bukan satu-satunya sahabat menunggangi malam sejenuh ini.
Masih ada secangkir kopi yang baru saja diisi
menguar aroma khas arabika Toraja
dan untuk sesaat mataku kembali berpendar
begitu kecapan pertama mampir di ujung bibirku.
Kopi dan laptop sudah seperti sahabat lama di dalam kamar kerjaku.
Dalam diam mungkin saja mereka bercakap-cakap
tentang mimpi, tentang perjuangan meraihnya
atau mungkin saja tentang diriku
yang lebih betah mencandu kerja daripada mengejar wanita-wanita
di luar sana.
Ditambah diriku, kami bertiga adalah sahabat sejati. Mungkin pasangan-pasangan kekasih pun akan iri dengan keakraban kami. Aku yakin persahabatan kami tidak akan lekang oleh waktu, selagi masih ada malam yang akan ditunggangi dan masih ada tumpukan project yang menunggu direvisi.
Bahkan kalaupun kopi dan laptop sudah tidak tertarik lagi bercakap-cakap tentang mimpi atau kelakuanku, aku punya banyak kisah yang bisa mereka dengarkan.
---
kota daeng, 20 Januari 2022