Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Desember dan Kakek yang Kesepian

1 Desember 2021   20:53 Diperbarui: 3 Desember 2021   20:30 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari pixabay.com

Tuk... tuk... tuk!

Desember datang lagi mengetuk pintu. Rumah kakek yang semula sunyi, tetap sunyi setelah ketukan itu.

Tuk... tuk... tuk!

Tidak lama kemudian, Kakek tergopoh-gopoh berjalan menuju ruang tamu yang semakin dingin sejak hujan pertama jatuh membasahi kota berhari-hari lamanya.

Tuk... tuk... tuk!

Kakek menyingkap tirai jendela. Senyum Desember yang khas muncul di sana. Kakek berusaha membalas senyuman itu, tapi sapaannya tetap ketus seperti tahun lalu.

"Mau apa kamu?" tanyanya, tanpa mempersilakan Desember masuk terlebih dahulu.

"Aku datang untuk mengajak kakek bepergian ke luar kota. Sudah lama Kakek tidak menengok cucu-cucu secara langsung, bukan?"

Kakek merenung sejenak. "Masih harus colok hidung?"

"Tentu saja, Kakek. Kita masih di masa pandemi," sahut Desember tanpa memudarkan senyumannya.

Kakek mendengus kesal, lalu menutup kembali tirai jendela dan berjalan menjauhi pintu. "Datang lain kali kalau begitu!" serunya, tidak peduli telinga Desember bisa menangkap seruan itu atau tidak.

Setelah itu suasana rumah sepi kembali. Sunyi menjalar pada dinding-dinding berlapis wallpaper klasik. Kakek pun menuju ke ruang tengah dan memutar lagu White Christmas yang sendu dari pemutar kaset pita antik miliknya.

Setelah lagu itu terdengar bermenit-menit lamanya, rumah Kakek tetap sunyi seperti semula.

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun