Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Pulang

19 Oktober 2021   21:04 Diperbarui: 19 Oktober 2021   21:43 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari pixabay.com

"Ayo pulang, Nak!"

Emak sudah berkali-kali memanggil bocah yang asyik bermain di rumah tetangga. Tapi si bocah tidak terlalu peduli dengan panggilan itu.

Rupanya di rumah tetangga dia disuguhi aneka makanan dan minuman. Dia juga punya mainan di sana. Ini yang membuatnya betah.

"Sudah, Mak. Masih asyik dia. Sebentar aja lagi baru dipanggil pulang," sahut ibu tetangga dari atas kursi malasnya di beranda. Dia sejak tadi selalu menimpali panggilan Emak.

Emak menggeleng. "Dia sudah main lama sekali, Bu. Gak enak," sahut Emak.

"Ah, gak apa-apa kok."

Tapi kali ini Emak sepertinya ngotot. Kalau tadi hanya dipanggil-panggil dari depan pintu, kali ini Emak ikut masuk ke dalam ruang tamu.

"Tom!" panggil Emak kepada bocah usia 7 tahunan yang sedang asyik di situ. Ada mobil-mobilan di kedua tangannya dan banyak sisa coklat di sela-sela bibirnya. Bocah itu memalingkan wajahnya ke asal suara.

"Ayo pulang."

Tom pasang ekspresi tidak setuju. Emak pun mendekat lalu membisikkan sesuatu ke telinganya. Ekspresi Tom berubah.

"Bener, Mak?" tanya Tom antusias.

Emak mengangguk-angguk mantap. Entah apa yang tadi dibisikannya. "Makanya ayuk, buruan pulang. Eh, pamit dulu sama tante."

Tom pun mengembalikan mainan-mainan di tangannya ke tempatnya, lalu pamit pada ibu tetangga. Emak menimpali. Tidak lama kemudian mereka sudah berjalan kembali ke rumah.

Sesampainya di rumah Tom terkejut. Dia disambut dengan meriah oleh orang-orang rumah. Ada Bapak, dan kakak-kakaknya. Juga ada hiasan pita warna-warni dan puluhan balon di ruang depan. Aneka makanan dan minuman favoritnya pun sudah tersedia di meja.

Semua orang memeluk Tom kecil dengan bahagia. Bagaimana tidak? Mereka sudah menunggu momentum ini selama 19 tahun lamanya. Tom sekarang sudah kembali ke rumah.

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun