Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Bintang Jatuh

11 April 2021   20:02 Diperbarui: 17 April 2021   01:30 1415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari freepik.com

Bintang-bintang seperti butiran debu di atas kanvas hitam.
Demikianlah langit malam yang bersih tanpa tabir awan sehelai pun
di mata sepasang kekasih.

Sesaat
bintang jatuh membentuk garis diagonal di langit
keduanya memejamkan mata dan meminta sesuatu pada penguasa semesta.

"Apa yang kamu pinta?" tanya sang gadis setelah keduanya membuka mata.

Kekasihnya tersenyum penuh makna,
"Bintang itu, aku berdoa agar dia jatuh ke tempat yang empuk," sahutnya.
"Aneh. Aku meminta agar dia tidak kesakitan saat menghempas bumi," balas sang gadis.

Mereka saling menatap
untuk mencari nur di antara pupil yang menghangat
lalu berpelukan dengan erat.

Walaupun sampai saat ini belum ada satu pun bintang jatuh
yang berterima kasih atas doa-doa mereka,
mereka selalu percaya
akan ada keajaiban jika dua hati telah saling menala. 

---

kota daeng, 11 April 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun