Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kembaran

7 Mei 2020   20:07 Diperbarui: 7 Mei 2020   20:10 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari pixabay.com

"Kamu ...? Rara, kamu?"

Pikiranku serasa terbolak-balik. Tapi untunglah keping-keping logikaku masih tersisa untuk sedikit berpikir jernih. Kebetulan tangan kiriku masih memegang gawai dan layarnya terbuka pada posisi aplikasi telepon. Aku langsung mengetuk satu tombol untuk melakukan panggilan ke nomor gawai Rara.

Dua detik kemudian, nada panggil Rara, Rara yang di hadapanku berbunyi. Dia cepat-cepat mengambil gawai dari saku celananya lalu melihat panggilan itu. Wajahnya nampak semakin tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

"Ada apa sih, Boy?"

Aku tidak mau langsung menjawab, perlahan-lahan aku mundur tiga langkah dan memutar kepala dengan pelan ke arah kamar yang pintunya masih terbuka. Pelan, pelan sekali. Seperti putaran kepalaku hari itu menentukan hidup atau mati. Jendela kamar sedang terbuka lebar, jadi kamar terang benderang dan jelas sekali apa yang nampak di depan mataku. Kamar kosong melompong, sepi seperti kuburan.

"Kenapa, Boy?" Rara setengah berteriak. Dia mulai ketakutan.

"Ya, ampun! Aku dibikinin minum sama makhluk halus," gumamku.

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun