Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Dalam Rapuh Doa Terengkuh

14 Januari 2019   21:06 Diperbarui: 14 Januari 2019   21:08 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari http://charterstowersplusmore.com.au

Setiap malam akan tiba dalam hitungan hari atau beberapa jam saja. Momentum itu akan berlangsung singkat, tanpa ragu dan kata tanya sesingkat manusia menutup pelupuk mata.

Lalu saat malam menghampiri, daun-daun pohon kehidupan berjatuhan, jatuh dan luruh ke atas permukaan, menjadi satu dengan ibu bumi. Jejak-jejaknya tinggal sejarah yang dibisikkan angin dan dituliskan di lembar-lembar kenangan.

Kita yang masih mengarungi samudera sesaat berhenti mengayuh, lalu melarungkan berguci-guci rasa hormat ke atas segara, membiarkan kenangan bebas menyentuh.

Dan kita kembali membuka kesadaran bahwa kita adalah entitas yang rapuh. Kita bagai mozaik yang tidak utuh lagi karena kehilangan beberapa keping setiap kali terjatuh. Tapi justru dalam rapuh kita menemukan makna yang menyeluruh, sehingga dalam rapuh doa-doa kita terengkuh.

--- 


kota daeng, 14 Januari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun