Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

[Basalto Terakhir] Talia

28 Maret 2016   22:16 Diperbarui: 28 Maret 2016   23:01 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sama gembiranya, Putri Talia menyambut tali kekang Heidy dan dengan sigap melompat ke atas pelana.

“Tuan Putri, saya mohon… izinkan saya memanggil prajurit pengawal untuk menemani anda.”

Dari atas kuda, Putri Talia memberi isyarat “tidak” dengan melambaikan telunjuknya.

“…atau paling tidak izinkan saya mengawal anda, jauh di belakang. Tuan putri tidak akan terganggu.”

Putri Talia berpikir sejenak.

“Itu kedengaran lebih baik. Tapi… percayalah, Abner. Aku akan baik-baik saja. Aku mengenal dengan baik seluruh hutan dan desa di sekitar istana.”

Abner tidak bergeming.

 “Kalau begitu, anggap saja aku mencuri Heidy.”

Abner belum sempat menyahut tapi dengan sekali perintah, Putri Talia telah melesat bersama Heidy-nya, meninggalkan debu tipis di depan hidung Abner.

Tentu saja Abner panik. Dia tidak mau mengambil resiko dengan membiarkan Putri Talia sendirian. Dia pun buru-buru masuk ke istal untuk  mengambil kuda tunggangan yang lain.

Putri Talia berkuda semakin jauh menerobos rumpun ilalang. Sebagian kembang ilalang masih kuyu diselimuti embun, namun sebagian yang telah dihangatkan matahari beterbangan dihempas derap kaki Heidy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun