Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

[Basalto Terakhir] Talia

28 Maret 2016   22:16 Diperbarui: 28 Maret 2016   23:01 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Selamat pagi, Tuan Putri,” sapa Abner, pengasuh kuda-kuda milik keluarga kerajaan. Kendati hanya pekerja kasar dan rendah, ketulusan terpancar dari wajahnya yang kokoh.

“Ah, Abner… Aku pernah bilang, bukan? Jika tak ada pengawal yang mengikutiku, panggil saja namaku.”

Abner tersenyum.

“Saya tidak berani berlaku lancang. Lagipula... pengawal-pengawal Tuan Putri sering muncul tiba-tiba.”

“Tapi tidak sesegera itu. Aku tadi menyelinap keluar diam-diam. Hari ini, aku ingin berkuda sendirian saja, Abner. Menerobos ilalang, mengejar rusa di hutan Chitura, dan bermain sepuasnya dengan Heidy.”

“…dan saya tidak akan membiarkan itu terjadi, Tuan Putri. Raja bisa-bisa memenggal leherku. ”

Putri Talia tersenyum.

“Ayahku terlalu baik untuk melakukannya padamu, Abner. Kita lihat sejauh mana kau bisa mencegahku,  tolong bawakan Heidy.”

Abner terlihat ragu. Tapi dia tetap beranjak masuk ke dalam istal.

Heydi adalah kuda betina yang manis namun kekar. Surainya yang berwarna coklat keemasan mengangguk-angguk seiring derap langkahnya.

“Heydi juga tidak sabar ingin bermain bersama anda, Tuan Putri. Sejak tadi di dalam kandang dia gelisah, dan sepertinya dia gembira sekali saat ini,” tutur Abner di antara ringkihan Heidy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun