Mohon tunggu...
Philip Manurung
Philip Manurung Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

lahir di Medan, belajar ke Jawa, melayani Sulawesi, mendidik Sumatera; orang Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Agar "Lompatan Kemajuan" Itu Minim Resiko

16 Agustus 2019   18:01 Diperbarui: 16 Agustus 2019   19:01 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo berpidato dalam Sidang Tahunan MPR 2019. Gambar disalin dari: manado.tribunnews.com

Visi Presiden Jokowi bukanlah sesuatu yang baru.

Beberapa tokoh sejarah terkenal mengutarakan gagasan yang mirip. "Lompatan Jauh ke Depan" (Great Leap Forward) dikampanyekan oleh Mao Zedong dalam periode 1958-1962. Ketua Mao bermimpi mengubah Benua Kuning dari negara agraris menjadi negara sosialis melalui industrialisasi.

Kita juga familier dengan frasa "Lompatan Iman" (Leap of Faith) yang dipopulerkan oleh Soren Kierkegaard. Gagasan ini merujuk kepada tindakan memercayai atau menerima suatu fakta di luar batas-batas nalar.

Keinginan untuk melompat ke depan itu sah-sah saja. Namun, hendaknya diingat bahwa di balik setiap lompatan terkandung resiko.

Siap Melompat, Siap Kehilangan

Setiap lompatan mensyaratkan kehilangan. 

Artinya, ada sesuatu yang dilewatkan atau dikorbankan, meski tidak semua kehilangan merugikan.

Ketika Mike Powell menyentuh angka 8,95 meter pada tahun 1991, ia telah melewatkan 8,94 meter pasir di bawahnya. Tak ada kesedihan tergambar di raut wajahnya. Ia justru gembira. Beda ceritanya pada profesi yang lain.

Pada lingkungan yang ekstrem, mengikuti Standard Operating Procedure (SOP) menentukan hidup dan mati. Bila seorang profesional melewatkan satu tahap dalam daftar ceklisnya, ia beresiko kehilangan nyawa atau perusahaan tempatnya bekerja.

Beda lagi ceritanya dalam kasus "Lompatan Jauh ke Depan" Mao Zedong. Kebijakan ini menimbulkan malapetaka sosioekonomi. Para ahli memperkirakan 20 hingga 50 juta rakyat RRC mati kelaparan akibat proyek ambisius tersebut.

Resiko dari "Lompatan Kemajuan" Jokowi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun