Mohon tunggu...
Dwi P Sugiarti
Dwi P Sugiarti Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya orang yang ingin tetap produktif menulis

Contact me : dwiewetensch@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memulai Ramadan dengan Pola Hidup Minim Sampah

17 Maret 2024   17:29 Diperbarui: 17 Maret 2024   19:03 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Saat ini , salah satu isu yang sering banget jadi bahasan adalah isu lingkungan yang kaitannya dengan sampah. Dan bagiku ini adalah isu penting yang harus terus dibahas. Coba deh perhatikan kebiasaan masyarkat atau mungkin orang-orang terdekat di lingkungan sekitar kita. Dengan pola hidup yang serba praktis, penggunaan produk sekali pakai sudah menjadi kebiasaan yang seolah nggak bisa dihilangkan. Bayangin aja, mau beli makanan atau minuman, pakaian sampai produk elektronik, selalu dibarengi dengan penggunaan produk sekali pakai apalagi jika hal tersebut dilakukan lewat transaksi online. 

Dalam riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga menyatakan, sampah plastik bertambah ditengah pembatasan sosial saat masa Covid19 lalu. Transaksi belanja online yang berbentuk paket naik 62% dan belanja layanan antar makanan siap saji naik 47%.

Data diatas pasti berefek pada lingkungan kita yakni timbunan sampah produk sekali pakai. Dan yang pasti, adanya timbunan sampah yang tidak dikelola dengan tepat pasti memberikan efek kerusakan lingkungan. Bau tidak sedap, tanah yang tercemar hingga menyebabkan musibah seperti banjir. Kita pastinya nggak mau dong, bumi ini rusak? 

Melihat fakta ini saya pribadi turut prihatin sekaligus merasa bersalah. Hal ini karena saya sendiri masih menjadi konsumen produk sekali pakai. Nggak jarang saya akhirnya membakar sampah plastik demi mengurangi tumpukan sampah. Namun ramadhan kali ini saya mencoba untuk mengubah kebiasaan tersebut. Minimalnya lewat tulisan ini saya mencoba untuk menunjukkan komitmen saya untuk mengurangi sampah. 

Beberapa hal yang saat ini ingin saya lakukan 

1. Ambil dan makan makanan secukupnya. 

Upaya mengurangi sampah bukan hanya soal mengurangi penggunaan produk sekali pakai seperti kertas atau plastik. Tapi juga mengurangi sampah makanan. Saya sendiri sering menjumpai orang-orang di sekitar saya menyisakan makanan di piringnya. Hal ini pula saya jumpai ketika hadir dalam hajatan pernikahan saudara atau teman dimana sebagian besar dari mereka menyisakan makanan. Padahal apa yang ada dalam piring mereka, mereka ambil sendiri secara sadar. Faktanya kebiasaan menyisakan makanan ternyata bukan kebiasaan segelintir orang. 

Secara nasional, Menurut laporan dari United Nations Environment Programme (UNEP) bertajuk Food Waste Index 2021, Indonesia menjadi negara dengan produksi sampah makanan terbanyak di Asia Tenggara. Total sampah makanan yang diproduksi Indonesia setiap tahunnya mencapai 20,93 juta ton. Berdasarkan grafik komposisi sampah berdasarkan jenis sampah di situs Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2022, sampah sisa makanan memiliki persentase terbanyak yaitu 41,5%.

Miris tentunya. Di satu sisi ada banyak orang kelaparan karena tak sanggup beli makan tapi di sisi lain, banyak juga yang masih menyisakan makanan dalam piringnya. Terlebih saat bulan Ramadan, godaan untuk membeli makanan untuk bukaan biasanya meningkat. Namun setelah berbuka, tak sanggup menghabiskan apa yang sudah dibeli. Ujungnya hanya berakhir di tempat sampah. 

Itulah mengapa ini menjadi target pertama saya untuk memulai hidup minim sampah. Karena saya sendiri terkadang masih menyisakan makanan dalam piring. Semoga bulan ramadan ini menjadi awal untuk mengurangi kebiasaan menyisakan makanan. 

2. Mengurangi penggunaan produk sekali pakai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun