Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jeritan yang Berkobar

1 September 2025   18:17 Diperbarui: 1 September 2025   18:17 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan bandara Sentani, 29 Agustus 2025. Dokpri.

Jalan sunyi seketika riuh
Bukan sukacita mengiringi datangnya
Tapi, dukacita menyelimuti jiwa raga
Nyanyian kematian nurani bergema sepanjang hari
Berkumandang di tengah terik yang kunjung terbenam

Wajah beringas menghiasi hari
Memancarkan gas air mata yang perih
Wajah kusam berhamburan mencari selamat
Tergilas kekuasaan tanpa empati pada yang rapuh
Api perlawanan menyala seiring angin berembus

Yang jelata terbuang di jurang suram
Bangkit berjuang meraih impian
Harapan sirna di tangan penguasa lalim
Seakan membebaskan nyatanya mencekik
Akankah membisu walaupun terempas?

Api perjuangan telah menyala
Membakar semangat menggapai harapan yang hilang
Peluru tak bikin gentar dan mundur selangkah pun
Tekad terpatri pada sukma yang melarat di negeri makmur
Tak 'kan berhenti sampai keadilan tumbuh dan berbuah!

Gg Sagu, 01 September 2025; 19.58 WIT

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun