Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tiga Milik Manusia

14 September 2022   04:53 Diperbarui: 14 September 2022   04:54 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memeluk erat orang kusta

Seketika kenikmatan duniawi terasa pahit

Pergi mengemis di jalan-jalan protokol

Merawat orang sakit dan terlantar

Menelanjangi diri sendiri di hadapan khalayak

Melepaskan segala keterikatan dengan keluarga

Hanya terikat pada Bapa Ilahi

Dengan bebas pergi memperbaiki rumah-Nya yang hampir roboh

Pada malam sunyi di alam terbuka

Berbalut salju dan angin

Hikmat Ilahi menembus relung jiwa

Memeteraikan makna asali hidup manusia

Tiga milik manusia sepanjang hayat:

Makhluk ciptaan Sang Ilahi

Memiliki dosa

Mendapatkan Penebusan Sang Putra

Apa yang dibanggakan dari manusia?

Tidak ada!

Manusia hanya debu, cacing dan ulat

Tak ada sesuatu pun padanya yang dapat dibanggakan!

Tiga hikmat manusia:

Mensyukuri rahmat penciptaannya

Memohon belas kasih dan kerahiman-Nya

Mensyukuri rahmat Penebusan Sang Putra

Tak memandang suku, ras, agama

Datanglah menimba air hidup

Pada mata air sejati

Melegakan dahaga

Hidup kekinian di sini

Pada dunia fana penuh hedonis dan konsumtif

Menghadirkan Penebusan-Nya

Dalam kesaksian hidup sehari-hari

Tiga rahmat Ilahi:

Hidup miskin, mengosongkan diri

Sederhana, jasmani dan rohani

Suci lahir dan batin

Menghadirkan kembali Dia

Di kandang ternak di Betlehem

Di meja Perjamuan

Di gunung Kalvari

Tiga bekal menuju persatuan dengan-Nya:

Tahu diri, menjadi sadar

Bangkit, memulai lagi berbuat baik

Berakar, tumbuh dalam rahim-Nya

Di perahu dunia fana penuh gejolak

Melintasi samudra badai dan gelombang

Mendayung tanpa menoleh ke belakang

Sampai tiba di dermaga keabadian bersama-Nya

Sebab, hidup tak bermula di sini

Hidup pun tak berakhir di sini

Janganlah terikat pada nikmat dunia sementara ini

Jadilah manusia bebas di pelayaran menuju rumah-Nya

Bebas memeluk Dia yang hadir dalam diri orang miskin

Bebas pergi ke lorong kumuh menjumpai kaum papah

Bebas membasuh kaki kaum terbuang

Bebas datang dan tinggal dengan-Nya dalam keheningan

Tinggallah tiga hal ini:

Keheningan, menemukan Dia di dalam segalanya

Salib, mengecap penderitaan-Nya

Ibu-Nya, Maria teman seperjalanan menuju rumah-Nya

Abepura, 13 September 2022; 18.52 WIT

[Puisi, "tiga milik manusia" terinspirasi oleh hidup dan karya Bapa Santo Fransiskus Asisi, 1181-1226_dipersembahkan untuk Sr. Yofi, PRR]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun