Mohon tunggu...
Agung Pramono
Agung Pramono Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat, Pemerhati Hukum dan Sosial

pemahaman yang keliru atas makna hak adalah akar dari semua kejahatan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Seperti Gatotkaca, Industri Pesawat Menjadi Mitos Negara

31 Agustus 2020   09:15 Diperbarui: 31 Agustus 2020   09:19 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Segera Habibie membentuk tim sukarela yang pada awal 1970 tim dikirim ke Jerman untuk mulai bekerja dan mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang penerbangan di HFB/MBB (Masserschmitt Bolkow Blohm), tempat Habibie bekerja, untuk melaksanakan perencanaan awal mereka.

Desember 1973, Ibnu Sutowo, Presiden Pertamina saat itu bertemu dengan Habibie di Dusseldorf, hasil pertemuan itu adalah pengangkatan Habibie sebagai Penasihat Presiden Pertamina dan ia diminta untuk segera kembali ke Indonesia.

Pada tanggal 26 April 1976, PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio secara resmi didirikan dengan Dr. BJ. Habibie sebagai Direktur Utama. Ketika fasilitas sik industri ini selesai, Presiden Soeharto meresmikannya. Hanya dengan 20 orang industri tersebut dimulai, hingga 1990-an, mempekerjakan 48 ribu karyawan dengan turnover sekitar US$ 10 miliar.

N250 Gatotkaca merupakan pesawat subsonic speed pertama di kelasnya yang menggunakan seluruh gerakannya dikendalikan dengan komputer, pesawat ketiga yang menerapkan teknologi fly by wire, selain Airbus A-340 dan Boeing 767. Diluncurkan di Bandara Husein Sastranegara, Bandung pada tahun 1996.

Kala itu negara di kawasan Asia Tenggara lain masih bicara mengenai mobil, Indonesia sudah mengepakkan sayapnya di angkasa raya.

Terhalang

Cerita berubah, ketika pada tahun 1997 IMF akan membantu pemerintah melalui pinjaman sebesar US$5 juta dengan salah satu syarat menghentikan subsidi pada IPTN (sekarang PTDI). Artinya, tidak ada lagi bantuan untuk menyelesaikan turboprop N-250 yang sedang dalam proses akhir uji terbang untuk mendapatkan sertikasi layak terbang nasional dan internasional dari Federation Aviation Agency Amerika dan sertikasi layak terbang dari Joint Airworthiness Agency Eropa.

"Padahal saya tidak punya utang. Industri pesawat terbang dianggap tidak menguntungkan karena tidak ada pasarnya. Tapi, lihat sekarang, negara dengan pertumbuhan penumpang penerbangan yang terbesar di dunia adalah Indonesia", tambah Habibie.

Pada jamannya, IPTN menjadi pabrik pesawat terbang termegah di belahan bumi selatan, "sekarang karyawan PTDI tinggal 3.000. Dalam lima tahun, sumber daya akan menyusut menjadi nol. Orangnya mati atau pensiun. Mereka menghancurkan semua yang sudah saya bangun. Ini kriminal kepada saya." ucap Habibie kecewa, kekecewaan anak bangsa..

Lion Air bahkan berkonsultasi dengan Habibie untuk mencari spesikasi yang sama dengan N-2130, namun memutuskan membeli 230 pesawat Boeing 737 dan 27 pesawat dari ATR milik Prancis dan Eropa. Spesikasinya sama dengan karya Habibie. Saat itu, teknologi Indonesia sudah lebih maju 20 tahun.

Kebangkitan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun